Minggu, 27 Mei 2018

Makalah Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas dan Analisis Profitabilitas Pelanggan

PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS DAN ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN



BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Untuk dapat mencapai kualitas produk yang baik dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan perusahaan harus mampu hanya menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan pelanggan. Untuk mewujudkan perlu suatu filosofi untuk menghilangkan pemborosan. Selain itu, usaha menghasilkan produk yang bermutu hanya dapat dicapai bila proses bermutu dapat dicapai. Perbaikan-perbaikan yang dapat dilakukan penghematan di berbagai bidang hanya dapat dilakukan dalam suatu proses yang berlangsung panjang dan terus menerus dan berkesinambungan. Metode ABC (Activity Based Costing ) merupakan system tive lain terhadap metode pembiayaan tradisional atas biaya overhead.
Dalam analisis profitabilitas pelanggan ini dihitung revenue (pendapatan) yang dilakukan oleh seorang customer sepanjang dia menjadi pelanggan produk perusahaan itu (lifetime value of customer). Kemudian estimasi revenue ini dibandingkan dengan biaya akuisisi (customer acquisition cost) dan juga biaya pemeliharaan supaya pelanggan loyal (maintenance cost). Jika potensi revenue lebih tinggi, berarti pelanggan itu menguntungkan. Namun jika lebih rendah, maka pelanggan itu tidak memberikan sumbangan profit bagi perusahaan.
1.2.Rumusan Masalah

  1. Apa yang dimaksud dengan Peran Strategis dari Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas?
  2. Apa yang dimaksud dengan Peran dari Perhitungan Biaya Berdasarkan Volume?
  3. Apa yang dimaksud dengan Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas?
  4. Bagaimana Tahap-tahap dalam Mengembangkan Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas
  5. Bagaimana Manfaat dari Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas?
  6. Apa yang dimaksud dengan Perbandingan Perhitungan Biaya Berdasarkan Volume dan Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas?
  7. Bagaimana Menghitung Biaya Kapasitas pada Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas?
  8. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Berdasarkan Aktivitas?
  9. Bagaimana Penerapan Perhitungan/Manajemen Biaya Berdasarkan Aktivitas di Dunia Nyata?
  10. Apa yang dimaksud dengan Analisis Profitabilitas Pelanggan?
1.3.Tujuan Penulisan
1.3.1.      Untuk mengetahui Peran Strategis dari Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas
1.3.2.      Untuk mengetahui Peran dari Perhitungan Biaya Berdasarkan Volume
1.3.3.      Untuk mengetahui Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas
1.3.4.      Untuk mengetahui Tahap-tahap dalam Mengembangkan Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas
1.3.5.      Untuk mengetahui Manfaat dari Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas
1.3.6.      Untuk mengetahui Perbandingan Perhitungan Biaya Berdasarkan Volume dan Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas
1.3.7.      Untuk mengetahui Menghitung Biaya Kapasitas pada Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas
1.3.8.      Untuk mengetahui Manajemen Berdasarkan Aktivitas
1.3.9.      Untuk mengetahui Penerapan Perhitungan/Manajemen Biaya Berdasarkan Aktivitas di Dunia Nyata
1.3.10.  Untuk mengetahui Analisis Profitabilitas Pelanggan


BAB II
PEMBAHASAN
2.1.  Peran Strategis dari Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas
       Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity based costing—ABC) merupakan metode untuk menemukan biaya yang akurat. Sementara ABC merupakan inovasi yang relatif baru dalam akuntansi biaya, ABC dapat digunakan secara cepat oleh perusahaan yang bergerak dalam bidang industri dan dalam organisasi pemerintahan dan nirlaba. Di sini ada suatu contoh cepat tentang bagaimana ABC bekerja, dan mengapa ABC itu menjadi penting. Misalnya Anda dan dua teman (Joe dan Al) sedang keluar membeli pizza untuk makan malam. Masing-masing dari Anda memesan satu pizza ukuran individu, dan Al menyarankan agar Anda memesan seluruh makanan pembuka di meja. Anda dan Joe merencanakan akan memesan satu atau dua makanan pembuka, sehingga Anda katakan beres. Makan malam besar, tetapi pada akhirnya Al maish lapar, sehingga dia memesan piring lain dari makanan pembuka dan seperti sebelumnya, memakan seluruhnya. Ketika tiba waktu untuk membayar, Al menyarankan Anda bertiga untuk membagi ongkos makan secara merata. Apakah ini adil? Al seharusnya membayar dua piring makanan pembuka. Pizza untuk seorang merupakan biaya langsung bagi masing-masing dari Anda sehingga bagian yang sama tentunya adil, sementara makanan pembuka yang semula ditujukan untuk dibagi secara merata, ternyata dikonsumsi sebagian besar oleh Al.
       Ada contoh serupa dalam manufaktur. Misalnya Anda, Joe, dan Al juga merupakan manajer produk pada pabrik yang memproduksi mebel. Ada tiga lini produk. Al bertugas pada produksi sofa, Joe bertugas pada meja dan kursi makan, serta Anda bertugas pada mebel kamar tidur. Biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung ditelusuri langsung ke setiap lini produk. Hal itu merupakan tanggung jawab Anda untuk mengelola biaya langsung ini. Selain itu, ada biaya produksi tidak langsung (overhead) yang tidak dapat ditelusuri ke setiap produk, mencakup aktivitas-aktivitas sebagai berikut: perolehan bahan baku, penyimpanan dan penanganan bahan baku, inspeksi produk, supervisi produksi, penjadwalan pekerjaan, pemeliharaan peralatan, dan pemotongan kain. Bagaimana jika perusahaan memutuskan untuk membebankan kepada “bagian yang adil” dari total biaya tidak langsung pada ketiga manajer produk menggunakan rasio jumlah unit yang diproduksi dalam bidang manajer kepada total unit yang diproduksi oleh seluruh manajer? Pendekatan ini dideskripsikan pada bab 4 dan seperti biasanya mengacu pada perhitungan biaya berdasarkan volume. Perlu diingat apakah proporsi yang digunakan didasarkan pada jumlah unit produk, jumlah jam tenaga kerja langsung, atau jumlah jam mesin, masing-masing berdasarkan volume.
       Tetapi apabila, seperti biasanya, pemanfaatan aktivitas-aktivitas ini tidak dibebankan secara proporsional kepada jumlah unit yang diproduksi, beberapa manajer akan dibebankan terlalu tinggi dan manajer lain dibebankan terlalu rendah menurut pendekatan berdasarkan volume. Contohnya, jika Al bersikeras untuk lebih sering melakukan inspeksi produksinya; dia kemudian harus secara adil membebankan proporsi biaya overhead (inspeksi) yang lebih tinggi daripada berdasarkan unit itu sendiri. Selain itu, mengapa Anda harus membayar sebagian dari biaya pemotongan kain apabila mebel kamar tidur Anda tidak membutuhkan kain?
       Pertimbangan lainnya adalah bahwa metode berdasarkan volume menyediakan insentif yang kecil bagi manajer untuk mengendalikan biaya tidak langsung. Sayangnya, satu-satunya cara yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi jumlah unit produksi (atau berharap bahwa Joe dan/atau Al meningkatkan produksi)- tidak sebanyak insentif yang diberikan. Sebagai refleksi, pendekatan yang membebankan biaya tidak langsung ke produk berdasarkan jumlah unit yang diproduksi tidak menyediakan biaya produk yang sangat akurat bagi Anda atau Joe atau Al dan tentunya tidak menyediakan insentif yang tepat untuk mengelola biaya tidak langsung. Solusinya adalah dengan menggunakan perhitungan biaya berdasarkan aktivitas untuk membebankan biaya tidak langsung ke produk, menggunakan informasi terperinci mengenai aktivitas yang membentuk biaya tidak langsung-inspeksi, pemotongan kain, dan penanganan bahan baku.
       Contoh yang bagus dari salah satu kisah sukses penggunaan ABC adalah aplikasi ABC di US Portal Service (USPS). Aplikasi ABC pada USPS berasal dari petunjuk Direktur Jenderal Pos untuk mengembangkan sistem perhitungan biaya yang akan membantu USPS agar menjadi lebih kompetitif dan melayani sebagai dasar perbandingan kinerja antara berbagai fasilitas pemrosesan surat. USPS juga menggunakan ABC untuk menentukan perbedaan biaya pada pemrosesan pembayaran dari pelanggan yang menggunakan kas, cek, atau kartu kredit dan dari analisis tersebut ditentukan bahwa pendekatan berbiaya rendah digunakan untuk mendorong penggunaan kartu kredit. Analisis berdasarkan ABC telah membantu USPS untuk mengimplementasilkan strategi yang efektif, yaitu strategi biaya yang kompetitif.
2.2.  Peran dari Perhitungan Biaya Berdasarkan Volume
Perhitungan biaya berdasarkan volume dapat menjadi pilihan yang bagus untuk beberapa perusahaan. Pendekatan ini biasanya tepat digunakan ketika biaya langsung merupakan biaya utama dari produk atau jasa dan aktivitas yang mendukung proses produksi dari produk atau jasa yang relatif sederhana, berbiaya rendah, dan homogen melintasi berbagai lini produk. Hal ini mungkin terjadi, contohnya, bagi produsen komoditas yang memiliki satu atau beberapa lini produk yang homogen-contohnya, suatu perusahaan yang memproduksi produk kertas atau perusahaan yang memproduksi produk pertanian tertentu. Demikian pula, perusahan jasa profesional (kantor pengacara dan kantor akuntan publik) mungkin tidak membutuhkan ABC karena biaya tenaga kerja untuk staf profesional merupakan biaya terbesar bagi perusahaan, dan tenaga kerja mudah ditelusuri ke klien (objek biaya). Bagi perusahaan selain perusahaan jasa profesional, pendekatan ABC sering menjadi pilihan: pendekatan berdasarkan volume akan menyebabkan ketidakakuratan yang sangat signifikan dalam biaya produk-beberapa produk akan dibebankan terlalu tinggi dan produk lainnya akan dibebankan terlalu rendah karena penggunaan aktivitas tidak dalam proporsi terhadap volume output.


2.3.  Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas
       Untuk mengembangkan sistem perhitungan biaya, kita perlu memahami hubungan antara sumber daya, aktivitas, dan produk atau jasa. Banyak sumber daya yang digunakan pada operasi dapat ditelusuri ke masing-masing produk atau jasa dan diidentifikasi sebagai biaya bahan baku langsung dan atau biaya tenaga kerja langsung. Sebagian besar biaya overhead hanya berkaitan dengan produk atau jasa akhir secara tidak langsung. Sistem perhitungan biaya mengidentifikasi biaya dengan aktivitas yang mengonsumsi sumber daya dan membebankan biaya sumber daya pada objek biaya seperti produk, jasa, atau tempat penampungan biaya perantara berdasarkan aktivitas yang dilakukan pada objek biaya tersebut.
2.3.1. Sumber Daya, Aktivitas, Penggerak Biaya untuk Konsumsi Sumber Daya, dan Penggerak Biaya untuk Konsumsi Aktivitas
Aktivitas (activity) merupakan tugas atau tindakan spesifik dari pekerjaan yang dilakukan. Aktivitas dapat berupa satu tidakan atau batch dari beberapa tindakan. Contohnya, memindahkan persediaan dari bengkel kerja A ke bengkel kerja B merupakan aktivitas yang mungkin hanya membutuhkan satu tindakan. Persiapan produksi merupakan aktivitas yang dapat mencakup beberapa tindakan. Aktivitas yang sering kali dicatat pada apa yang disebut dengan kamus aktivitas. Suatu ilustrasi aktivitas utama dalam rantai pasokan internal perusahaan ditunjukkan oleh Supply Chain Council pada apa yang disebut dengan SCOR (Supply Chain Operations Reference) pada situs Council.
Sumber daya (resource) merupakan elemen ekonomis yang dibutuhkan atau dikonsumsi dalam melaksanakan aktivitas. Gaji dan perlengkapan, merupakan sumber daya yang dibutuhkan atau digunakan dalam melaksanakan aktivitas produksi.
 Penggerak daya (cost driver) merupakan faktor yang menyebabkan atau mengaitkan perubahan biaya dari aktivitas. Karena penggerak biaya menyebabkan atau berkaitan dengan perubahan biaya, jumlah penggerak biaya yang terukur atau terhitung merupakan dasar yang sangat baik untuk membebankan biaya sumber daya pada aktivitas dan membebankan biaya dari aktivitas ke objek biaya.
Penggerak biaya dapat berupa penggerak biaya untuk konsumsi sumber daya atau penggerak biaya untuk konsumsi aktivitas. Penggerak biaya untuk konsumsi sumber daya (resource consumption cost driver) merupakan ukuran jumlah sumber daya yang dikonsumsi oleh suatu aktivitas. Penggerak biaya ini adalah penggerak biaya untuk membebankan biaya sumber daya yang dikonsumsi oleh atau berkaitan dengan suatu aktivitas ke aktivitas atau tempat penampungan biaya tertentu. Contoh penggerak biaya untuk konsumsi sumber daya adalah jumlah barang yang dibeli atau dijual, perubahan desain produk, dan jumlah mesin.
Penggerak biaya untuk konsumsi aktivitas (activity consumption cost driver) mengukur jumlah aktivitas yang dilakukan untuk suatu objek biaya. Penggerak biaya tersebut digunakan untuk membebankan biaya aktivitas dari tempat penampungan biaya ke objek biaya. Contoh penggerak biaya untuk konsumsi aktivitas adalah jumlah jam mesin dalam proses produksi produk X, atau jumlah batch yang digunakan untuk memproduksi produk Y.
2.3.2. Apakah yang Dimaksud dengan Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas?
Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity based costing—ABC) merupakan pendekatan perhitungan biaya yang membebankan biaya sumber daya ke objek biaya seperti produk, jasa, atau pelanggan berdasarkan aktivitas yang dilakukan untuk objek biaya. Anggapan dasar dari pendekatan perhitungan biaya ini adalah bahwa produk atau jasa perusahaan merupakan hasil aktivitas dan aktivitas tersebut menggunakan sumber daya yang menyebabkan timbulnya biaya. Biaya sumber daya dibebankan pada aktivitas berdasarkan aktivitas yang menggunakan atau mengonsumsi sumber daya (penggerak biaya untuk konsumsi sumber daya) dan biaya aktivitas dibebankan ke objek biaya berdasarkan aktivitas yang dilakukan untuk objek biaya (penggerak biaya untuk konsumsi aktivitas). Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas mengakui hubungan sebab akibat atau hubungan langsung antara biaya sumber daya, penggerak biaya, aktivitas, dan objek biaya dalam membebankan biaya pada aktivitas dan kemudian pada objek biaya.
Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas membebankan biaya overhead pabrik ke objek biaya seperti produk atau jasa dengan mengidentifikasi sumber daya dan aktivitas juga biayanya serta jumlah yang dibutuhkan untuk menghasilkan output. Dengan menggunakan penggerak biaya untuk konsumsi sumber daya, perusahaan menentukan biaya sumber daya yang dikonsumsi oleh aktivitas, menghitung biaya dari suatu unit aktivitas, dan kemudian membebankan biaya dari suatu aktivitas ke objek biaya dengan mengalikan biaya dari setiap aktivitas dengan jumlah aktivitas yang dikonsumsi oleh setiap objek biaya.
2.3.3. Prosedur Pembebanan Biaya Dua Tahap
     Prosedur pembebanan biaya dua tahap (two stage cost assignment) membebankan biaya sumber daya seperti biaya overhead pabrik ke tempat penampungan biaya aktivitas dan kemudian ke objek biaya untuk menentukan jumlah biaya sumber daya bagi setiap objek biaya.
Suatu perhitungan biaya berdasarkan aktivitas berbeda dari sistem perhitungan biaya berdasarkan volume dalam hal mengaitkan penggunaan sumber daya pada aktivitas dan mengaitkan biaya aktivitas produk, jasa, atau pelanggan.
Kesimpulan, sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas berbeda dari sistem perhitungan biaya berdasarkan volume pada dua hal: Pertama, sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas mendifinisikan tempat penampungan biaya sebagai aktivitas dan juga bukan sebagai pusat biaya pabrik atau deartemen produksi. Kedua, penggerak biaya yang digunakan sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas untuk membebankan biaya aktivitas ke objek biaya merupakan penggerak biaya berdasarkan aktivitas atau aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk objek biaya.
2.4. Tahap-tahap dalam Mengembangkan Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas
       Mengembangkan sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas membutuhkan tiga tahap: (1) mengidentifikasi biaya sumber daya dan aktivitas, (2) membebankan biaya sumber daya ke aktivitas, serta (3) membebankan biaya aktivitas ke objek biaya. Tahap 1 dan 2 merupakan tahap 1 dari Tampilan 5.2, dan tahap 3 setara dengan tahap 2 dari tampilan tersebut.

























       




 





2.4.1. Tahap 1: Mengidentifikasi Biaya Sumber Daya dan Aktivitas
       Tahap pertama dalam mendesain sistem ABC adalah melakukan analisis aktivitas untuk mengidentifikasi biaya sumber daya dan aktivitas perusahaan.  Melalui analisis aktivitas, perusahaan mengidentifikasi pekerjaan yang dilakukannya untuk menjalankan operasinya.
Tingkatan Aktivitas
1.      Aktivitas tingkat unit (unit level activity) dilakukan pada setiap satu unit produk atau jasa perusahaan.
2.      Aktivitas tingkat kelompok (bacth level activity) dilakukan pada setiap batch atau kelompok unit produk atau jasa.
3.      Aktivitas tingkat produk (product level activity) mendukung proses produksi produk atau jasa spesifik.
4.      Aktivitas tingkat fasilitas (facility level activity) mendukung operasi secara umum.
2.4.2. Tahap 2: Membebankan Biaya Sumber Daya pada Aktivitas
       Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas menggunakan penggerak biaya untuk konsumsi sumber daya untuk membebankan biaya sumber daya ke aktivitas. Penggerak biaya untuk konsumsi sumber daya biasanya mencakup jumlah (1) jam tenaga kerja untuk aktivitas tenaga kerja yang intensif; (2) karyawan untuk aktivitas yang terkait dengan penggajian; (3) persiapan untuk aktivitas yang terkait dengan batch, (4) perpindahan untuk aktivitas penanganan bahan baku; (5) jam mesin untuk aktivitas perbaikan dan pemeliharaan, serta (6) luas lantai per meter persegi untuk aktivitas perawatan secara umum dan kebersihan.
2.4.3. Tahap 3: Membebankan Biaya Aktivitas ke Objek Biaya
       Tahap terakhir adalah membebankan biaya aktivitas atau tempat penampungan biaya ke objek biaya berdasarkan penggerak biaya untuk konsumsi aktivitas yang tepat. Outputnya adalah objek biaya untuk aktivitas yang dilakuakan oleh perusahaan atau organisasi.



2.5.  Manfaat dari Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas
       Manfaat utama perhitungan biaya berdasarkan aktivitas yang telah dialami banyak perusahaan di antaranya adalah:
1.      Pengukuran profitabilitas yang lebih baik.
2.      Pengambilan keputusan yang lebih baik.
3.      Perbaikan proses.
4.      Estimasi biaya.
5.      Biaya dari kapasitas yang tidak digunakan.
       Masing-masing dari manfaat tersebut dapat berkontribusi secara signifikan kepada kompetisi perusahaan dengan membantu perusahaan mengambil keputusan yang lebih baik serta mengimplementasikan strateginya.
2.6.  Perbandingan Perhitungan Biaya Berdasarkan Volume dan Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas
2.6.1. Perhitungan Biaya Berdasarkan Volume
      Sistem perhitungan biaya berdasarkan volume membebankan biaya overhead pabrik (factory overhead—FOH) berdasarkan jam tenaga kerja langsung (direct labor hours—DLH).
2.6.2. Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas
    Dalam menggunakan perhitungan biaya berdasarkan aktivitas, HBT mengidentifikasi aktivitas, biaya yang dianggarkan, dan penggerak biaya untuk konsumsi aktivitas—informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan Tahap 3: membebankan biaya aktivitas ke objek biaya.
2.6.3. Lima Tahap Pengambilan Keputusan Strategis untuk Haymarket BioTech Inc.
1.        Menentukan isu strategis di sekitar masalah.
2.        Mengidentifikasi tindakan alternatif.
3.        Memperoleh informasi dan melakukan analisis atas alternatif.
4.        Berdasarkan pada strategi dan analisis, memilih dan mengimplementasikan alternatif yang diharapkan.
5.        Menyediakan evaluasi secara terus-menerus atas efektifitas implementasi pada Tahap 4.
2.7.  Menghitung Biaya Kapasitas pada Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas
Aplikasi perhitungan biaya berdasarkan aktivitas yang diilustrasikan di atas menggunakan tarif konsumsi aktivitas berdasarkan biaya aktivitas yang dianggarkan dan konsumsi aktivitas yang dianggarkan. Metode ini digunakan untuk menentukan tarif biaya overhead pabrik yang telah ditentukan sebelumnya. Karena anggaran merupakan tingkat pengeluaran yang direncanakan, kita dapat berkata bahwa biaya aktivitas yang dianggarkan merupakan tingkat pengeluaran yang direncanakan, dan dikonsumsi aktivitas yang dianggarkan berdasarkan pada tingkat pemakaian yang direncanakan.
2.8.  Manajemen Berdasarkan Aktivitas
2.8.1. Apakah yang Dimaksud dengan Manajemen Berdasarkan Aktivitas
  Manajemen berdasarkan aktivitas (activity based management—ABM) mengelola sumber daya dan aktivitas untuk memperbaiki nilai produk atau jasa bagi pelanggan serta meningkatkan kompetisi dan profitabilitas perusahaan.
Aplikasi ABM dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori: ABM operasional dan ABM strategis. ABM operasional meningkatkan efisiensi operasi dan tingkat utilitas aktiva serta menurunkan harga. Aplikasi ABM operasional menggunakan teknik manajemen seperti analisis aktivitas, perbaikan proses bisnis, manajemen kualitas total, dan pengukuran kinerja.
2.8.2. Analisis Aktivitas
            Perusahaan melakukan suatu aktivitas karena salah satu dari berbagai alasan sebagai berkut:
·         Dibutuhkan untuk memenuhi spesifikasi produk, jasa, atau memuaskan permintaan pelanggan.
·         Dibutuhkan untuk menopang organisasi.
·         Dinilai menguntungkan bagi perusahaan.
2.8.3. Analisis Nilai Tambah

Aktivitas bernilai tambah tinggi (high-value-added- activity) meningkatkan nilai produk atau jasa secara signifikan bagi pelanggan. Penghapusan aktivitas bernilai tambah tinggi menurunkan nilai produk atau jasa secara signifikan bagi pelanggan. Memasukkan pelapis pada suku cadang, menuangkan cairan logam ke dalam cetakan, dan menyiapkan lahan untuk penanaman merupakan contoh aktivitas bernilai tambah tinggi. Memasang piranti lunak untuk melindungi komputer dari komukasi internet yang tidak beraturan merupakan aktivitas bernilai tambah tinggi bagi pelanggan yang terganggu dengan adanya email yang tidak diinginkan. Mendesain, memproses, serta mengirimkan produk dan jasa merupakan aktivitas bernilai tambah tinggi.
      Tampilan 5.10 mengilustrasikan aktivitas-aktivitas bernilai tambah tinggi dan rendah pada perusahaan penyiaran berita televisi. Bagi perusahaan penyiaran berita televisi, aktivitas bernilai tambah tinggi merupakan aktivitas yang apabila dihapuskan akan memengaruhi keakuratan, efektifitas penyiaran berita, serta menurunkan tingkat kepuasan pemirsa. Suatu aktivitas yang mempersingkat waktu pengiriman dari tiga hari menjadi dua hari merupakan aktivitas bernilai tambah tinggi. Aktivitas yang memverifikasi sumber berita untuk memastikan keakuratan berita merupakan aktivitas bernilai tambah tinggi. Aktivitas untuk merencanakan penyiaran berita sehingga pemirsa dapat mengikuti transisi dari satu berita ke berita berikutnya merupakan aktivitas bernilai tambah tinggi.
      Aktivitas bernilai tambah rendah (low-value-added activity) menghabiskan waktu, sumber daya, atau ruang, tetapi menambahkan sedikit kontribusi untuk memuaskan kebutuhan pelanggan. Jika dihapuskan, nilai atau kepuasan pelanggan berkurang sedikit atau tidak berubah. Memindahkan bagian antarproses, waktu tunggu, perbaikan, dan pengerjaan ulang merupakan contoh-contoh aktivitas bernilai tambah  rendah.
            Pengurangan atau pengahapusan aktivitas bernilai tambah rendah mengurangi biaya. Aktivitas bernilai tambah rendah adalah aktivitas yang:
·                     Dapat dihapuskan tanpa memengaruhi bentuk, kesesuaian, atau fungi produk atau jasa.
·                     Dimulai dengan awalan “re” (seperti pengerjaan ulang atau barang yang dikembalikan- misal: rework).
·                     Menyebabkan pemborosan dan menambahkan sedikit atau tidak sama sekali nilai bagi produk atau jasa.
·                     Diduplikasi pada departemen lain atau menambah tahap yang tidak dibutuhkan dalam proses bisnis.
·                     Menghasilkan output yang tidak dibutuhkan atau tidak diinginkan.
Contoh tambahan mengenai aktivitas bernilai tambah tinggi dan rendah ditunjukkan pada Tampilan 5.11.
Tampilan 5.8 Peran dari Peralatan Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas/Manajemen Berdasarkan Aktivitas
Pertanyaan Penting
Peralatan Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas/Manajemen Berdasarkan Aktivitas
Apa yang kita lakukan ?
Analisis aktivitas
Berapa biayanya?
Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas
Seberapa baik kita melakukannya?
Pengukuran kinerja, mencakup kartu skor berimbang
Bagaimana kita dapat melakukannya lebih baik?
Penentuan tolak ukur, manajemen kualitas total, perbaikan proses bisnis, dan intelijen bisnis.
Tampilan 5.9 Contoh Analisis Aktivitas
Description: 20180523_191155-crop.jpg
2.9.  Penerapan Perhitungan/Manajemen Biaya Berdasarkan Aktivitas di Dunia Nyata
Penerapan perhitungan/manajemen biaya berdasarkan aktivitas (activity-based costing/management--- ABC/M) kini menjadi lazim pada sebagian besar industri. Bagian ini mengilustrasikan beberapa contoh penerapan pada industry manufaktur dan jasa serta di dalam pemerintah.
Tampilan 5.10 Aktivitas Bernilai Tambah Tinggi dan Rendah pada Perusahaan Penyiaran Berita Televisi
Text Box: Aktivitas bernilai tambah tinggi merupakan aktivitas yang, jika dihapuskan, akan memengaruhi keakuratan dan efektivitas penyiaran berita serta menurunkan total pemirsa juga peringkat untuk jam siaran tersebut.
1. Aktivitas yang memperbesar keakuratan 
• Verifikasi terhadap sumber cerita dan informasi yang diperoleh.
2. Aktivitas yang memperbesar efektivitas
• Jurnalistik elektronik yang efisien untuk memastikan segmen rekaman yang efektif.
• Merencanakan urutan kisah untuk penyiaran berita sehingga para pemirsa dapat mengikuti satu kisah ke kisah berikutnya.
• Waktu yang digunakan oleh para pekerja lapangan untuk menentukan penentuan lokasi yang terbaik.
• Penulisan berita yang bermakna.
• Merencanakan isi siaran berita sehingga para pemirsa memperolehnya sebaik mungkin.
Aktivitas bernilai tambah rendah merupakan aktivitas yang, jika dihapuskan, tidak akan memengaruhi keakuratan dan efektivitas penyiaran berita. Aktivitas tersebut tidak berkontribusi terhadap keingintahuan pemirsa yang bertahan dan tidak meningkatkan peringkat.
• Mengembangkan kisah yang tidak digunakan pada penyiaran berita.
• Menugaskan lebih dari satu orang untuk mengembangkan setiap aspek dari kisah berita yang sama.
• Penyiaran berita tidak lengkap pada saat diperlukan karena ada satu atau lebih dari satu proses yang tidak efisien.
• Terlalu banyak karyawan dalam jam kerja atau proyek tertentu.

 





















2.9.1. Penerapan Perhitungan/Manajemen Biaya Berdasarkan Aktivitas pada Manufaktur: Unit Alat Pendingin Industri
AIRCO Ltd (www.airco.co.za) di Johannesburg dan Cape Town, Afrika Selatan, merupakan produsen unit alat pendingin industry. Unitnya tersebar dalam ukuran dan kekuatan dari 5 hingga 20 ton. Setiap unit mempunyai lebih dari 200 suku cadang, mencakup tangki penyimpanan, pengendali elektronik, lembaran logam, kumparan pendinginan, kabel, dan bahan baku penyekatan. Hampir sebesar 90 persen dari pekerja pabrik merupakan pkerja yang dibayar per jam, dan perusahaan beroperasi dengan dua jam kerja. Organisasi proses produksinya konvensional, dengan departemen yang terpisah, yaitu pembelian, rekayasa, penjadwalan pekerja, penanganan bahan baku, pengiriman, akuntansi, dan sumber daya manusia. AIRCO mengembangkan system perhitungan biaya bedasarkan aktivitas untuk membantu menganalisis profitabilitas produk. Tahap pertama adalah mengidentifikasi tempat penampungan biaya sumber daya yang meningkatkan total biaya overhead pabrik sebesar $4.458.610 di pabrik (Tampilan 5.12). Biaya sumber daya (tenaga kerja tidak langsung, komputer dan piranti lunak, dan sebagainya) dari system akuntansi perusahaan, mengumpulkan biaya sumber daya pada 11 kategori ini.
Tahap berikutnya adalah mengidentifikasi aktivitas produksi dan menggunakan penggerak biaya untuk konsumsi sumber daya dalam membebankan biaya sumber daya ke tempat penampungan biaya aktivitas. Tempat penampungan biaya aktivitas merupakan mesin; pemeliharaan rekam data; penanganan bahan baku; pengalihan produksi (persiapan); penjadwalan dan persiapan produksi; penerimaan dan penanganan bahan baku; pengiriman produk; serta pelayanan pelanggan (Tampilan 5.13, kolom 1). Pembebanan sumber daya ke aktivitas biasanya menggunakan penggerak biaya sumber daya. Daripada menggunakan penggerak biaya, AIRCO menentukan estimasi kontribusi dari setiap sumber daya ke setiap aktivitas berdasarkan pengalaman manajer dan karyawan. Contohnya, biaya sumber daya, yaitu mesin. Untuk mengilustrasikannya, biaya aktivitas mesin ditentukan dari sumber daya sebagai berikut (aktivitas lain diperoleh dengan cara yang sama).
Biaya aktivitas mesin = 20% dari biaya komputer dan piranti lunak +100% dari biaya energy +15% dari beban lain-lain +100% dari beban pemeliharaan + 100% dari beban depresiasi + 12% dari beban kantor dan utilitas
= (0,2 x $731.405) + $170.600 + (0,15 x $65.480) + $60.000 + $48.200 + (0,12 x $4.355)
= $ 435.425
Biaya aktivitas mesin dan biaya aktivitas lainnya ditunjukkan pada kolom 2 dan Tampilan 5. 13. Pemakaian dari estimasi persentase sebagai pengganti jenis penggerak biaya untuk konsumsi sumber daya lainnya merupakan pendekatan praktis dan mudah yang sering kali digunakan dalam mengimplementasikan perhitungan biaya berdasarkan aktivitas.
                        Tahap berikutnya dalam perhitungan biaya berdasarkan aktivitas adalah mengidentifikasi penggerak biaya aktivitas, mengidentifikasi total jumlah penggerak biaya ini, dan kemudian menentukan tarif pembebanan berdasarkan aktivitas. Hal ini ditunjukkan pada Tampilan 5.13, kolom 3, 4, dan 5, secara berturut-turut. Dengan demikian, biaya mesin waktu dibebankan ke setiap produk berdasarkan jam mesin yang digunakan oleh produk tersebut dikalikan tarif sebesar $5,89 per jam mesin ($5,89 = $ 435.425/73.872). Hal ini dilakukan dengan cara yang sama dengan aktivitas lainnya. Penentuan biaya berdasarkan aktivitas dan analisis profitabilitas untuk lini produk utama AIRCO merupakan tahap akhir dan ditunjukkan pada Tampilan 5.14. Perlu diingat bahwa analisis ini menunjukkan bahwa produk 5 ton, 6 ton, dan 12,5 ton tidak menguntungkan.
            Analisis ABC dapat dibandingkan dengan pendekatan berdasarkan volume yang digunakan AIRCO sebelum ABC. Biaya overhead pebrik berdasarkan volume dibebankan ke produk berdasarkan tarif sebesar $12,02 per jam tenaga kerja langsung. Hasilnya ditunjukkan pada Tampilan 5.15. Perlu diingat bahwa metode ABC dan perhitungan biaya berdasarkan volume menunjukkan perbedaan secara signifikan yang dihasilkan bagi beberapa produk, khususnya model 6 ton dan 12,5 ton. Sementara kalkulasi terperinci dari ABC untuk produk-produk ini tidak ditampilkan, perusahaan melaporkan bahwa model 12,5 ton membutuhkan lebih banyak bahan baku yang diterima secara signifikan (penggerak biaya untuk penerimaan dan penanganan bahan baku) daripada produk lain, dan hal itu juga membutuhkan waktu Persiapan yang lebih banyak dan hubungan pelayanan pelanggan. Dengan demikian, ABC untuk model 12,5 ton secara signifikan lebih tinggi daripada biaya berdasarkan volume. Demikian pula, produk 6 ton mempunyai biaya yang lebih tinggi berdasarkan aktivitas karena relative tingginya pemakaian waktu persiapan dan aktivitas pelayanan pelanggan. Informasi ABC menyediakan dasar yang bermanfaat bagi perusahaan untuk menjadi lebih kompetitif, contoh, dengan mempertimbangkan kembali penetapan harga produk tertentu dan mencari cara untuk meningkatkan efisiensi pemakaian aktivitasnya.
Tampilan 5.11 Klasifikasi Aktivitas Bernilai Tambah Tinggi dan Rendah
Aktivitas
Bernilai Tambah Tinggi
Bernilai Tambah Rendah
Perancangan produk
X

Persiapan

X
Masa tunggu

X
Perpindahan

X
Pemrosesan
X

Pengerjaan ulang

X
Perbaikan

X
Penyimpanan

X
Pemeriksaaan

X
Pengiriman Produk
X


Tampilan 5.12 Sumber Biaya Overhead Pabrik pada AIRCO
Sumber Biaya Overhead Pabrik
Biaya
Tenaga kerja langsung
$2.786.900
Komputer dan piranti lunak
731.405
Transportasi produk
319.800
Energi
170.600
Sewa fasilitas dan kendaraan
165.870
Perjalanan bisnis dan pelatihan
66.000
Rupa-rupa
65.480
Pemeliharaan
60.000
Depresiasi
48.200
Periklanan
40.000
Kantor dan utilitas
4.355
Total
$4.458.610

Tampilan 5.13 Pembebanan Tempat Penampungan Biaya Penggerak Sumber Daya AIRCO ke Aktivitas, Penggerak Biaya Aktivitas, dan Tingkat Berdasarkan Aktivitas
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Tempat Penampungan Biaya Aktivitas
Anggaran Biaya Aktivitas
Penggerak Biaya Aktivitas
Aktivitas yang Dianggarkan
Tarif Pembebanan Berdasarkan Aktivitas
Mesin
$435.425
Jumlah jam mesin
73.872
$5,89 per jam
Pemeliharaan rekam data
132.596
Jumlah lini produk
14
$9,471 per lini
Penanganan bahan baku
1.560.027
Jumlah produk
16.872
$92,46 per produk
Peralihan (persiapan) produksi
723.337
Waktu persiapan (jam)
72
$10.046 per jam
Penjadwalan dan persiapan produksi
24.876
Jumlah produksi yang berjalan
2.788
$8,92 per yang dilakukan





Penerimaan dan penanganan bahan baku
877.106
Jumlah penerimaan
2.859
$307 per penerimaan
Pengiriman Produk
561.013
Jarak (mil)
13.784.015
$ 0,041 per mil
Pelayanan Pelanggan
144.230
Jumlah pelanggan dikontak
2.533
$56,94 per kontak
Total
$4.458.610




2.9.2. Penerapan Perhitungan/Manajemen Biaya Berdasarkan Aktivitas pada Industri Jasa: Masyarakat Pensiunan dan yang Dibantu Kehidupannya
Informasi berikut ini didasarkan pada masyarakat pensiunan dan yang dibantu kehidupannya dengan 70 unit rumah aktual, yang disebut Ballhaven Homes, Inc. Ballhaven memiliki empat tingkat perawatan penduduk: hidup bebas dari perawatan, hidup dengan setengah bantuan, hidup dengan bantuan, dan perawatan jangka pendek. Masing-masing tingkat ditawarkan pada studio atau satu lantai kamar tidur yang direncanakan, kecuali hidup bebas dari perawatan, yang juga ditawarkan pada dua lantai kamar tidur yang direncanakan. Sembilan kombinasi berbagai tingkat perawatan/lantai yang direncanakan dihargai berbeda serta dianggap sebagai objek biaya pada Ballhaven. Saat ini ada 56 penduduk di Bellhaven, yang tersebar luas pada Sembilan objek biaya. Layanan pada Bellhaven, yang tersebar luas pada Sembilan objek biaya. Layanan pada Bellhaven mencakup perawatan bagi penduduk, pengurusan rumah tangga, pemeliharaan pekarangan dan fasilitas, pelayanan makanan, aktivitas-aktivitas penduduk, dan transportasi. Masing-masing dari keenam layanan ini adalah aktivitas yang digunakan oleh Ballhaven dalam mengembangkan model perhitungan biaya berdasarkan aktivitas untuk menentukan biaya dan profitabilitas dari masing-masing Sembilan objek biaya. Penggerak biaya untuk setiap aktivitas adalah jumlah jam kerja karyawan dalam setiap aktivitas ini. Tarif pembebanan ABC kemudian ditentukan dari jumlah jam yang tersedia dalam setiap unit pelayanan, dan biaya ABC untuk setiap objek biaya dikalkulasikan. Tampilan 5.16 mengilustrasikan per biaya penduduk dalam masing-masing Sembilan objek biaya. Analisis perhitungan biaya berdasarkan aktivitas menyediakan informasi bermanfaat bagi Bellhaven untuk penetapan harga layanannya dan mengidentifikasi aktivitas di mana biaya dapat dikurangi dan/atau ditambahkan.
Fitur khusus dari analisis Bellhaven adalah kalkulasi biaya kapasitas yang tidak digunakan. Karena Bellhaven mempertahankan stafnya yang memadai untuk mencakup keseluruhan 70 unit dalam fasilitas, hal itu penting untuk menelusuri biaya utilitas yang terlalu rendah. Bellhaven mempunyai ruang untuk lebih dari 14 penduduk. Hal ini berarti bahwa tariff pembebanan didasarkan pada kapasitas 70 unit dan tidak dianggarkan pemakaiannya, seperti yang sering kali terjadi pada perhitungan biaya berdasarkan aktivitas. Ketika tarif didasarkan pada kapasitas, pihak manajemen mampu untuk menentukan informasi tambahan mengenai biaya kapasitas yang tidak digunakan.
2.9.3. ABC/M pada Pemerintahan
ABC/M digunakan secara luas pada pemerintahan. U.S. Portal Service yang diperkenalkan pada bab ini merupakan salah satu contoh yang bagus. Contoh lainnya adalah U.S. Patent and Tredemark Office (PTO) yang menggunakan ABC untuk memahami secara lebih baik struktur biayanya. Ketika volume permintaan hak paten telah meningkat sangat besar, dan ketika PTO bukan pembayar pajak yang didukung tetapi bergantung pada biaya dari pemakai, penentuan biaya yang akurat dan pengaturan biaya yang tepat dari pemakai, penetuan biaya yang akurat dan pengaturan biaya yang tepat dari pemakai untuk berbagai layanan sangat penting. Model ABC pada PTO digunakan di 29 aktivitas dan objek biaya mencakup hak paten utilitas, hak paten desain, hak paten pabrik, penerbitan kembali, pengujian kembali, merek dagang, dan permohonan. Salah satu hasil temuan dari implementasi perhitungan biaya berdasarkan aktivitas adalah biaya pemrosesan merek dagang lebih tinggi daripada yang diharapkan.
2.10.   Analisis Profitabilitas Pelanggan
ABC/M dikenal paling baik aplikasinya untuk menghitung biaya produk, tetapi banyak perusahaan menemukan bahwa hal tersebut juga sangat bermanfaaat untuk menentukan biaya atas melayani pelanggan dan sebagai dasar untuk mengevaluasi profibilitas pelanggan tertentu atau kelompok pelanggan terpilih. Mengapa pendekatan tersebut penting? Sebagian besar manajer setuju  bahwa 80 persen dari laba mereka berasal dari 20 persen pelanggan terbaiknya, dan yang paling penting 20 persen dari pelanggan mereka tidak menguntungkan ! contohnya,  untuk berkompetisi lebih baik dengan Wal-Mart, Best Buy bekerja keras untuk menarik pelanggan yang menguntungkan (mereka menyebutnya malaikat ) dan juga bekerja keras untuk mendorong pelanggan yang tidak menguntungkan (iblis), yaitu orang-orang yang berbelanja pada harga, mencari diskon dan promosi, serta membandingkan harga dengan Wal-Mart. Strategi ini melibatkan peningkatan pelayanan dan penawaran diskon/promosi yang lebih sedikit. Best Buy mengkaji data demografi dan penjualan untuk setiap lokasi toko untuk mengindentfikasi malaikat dan iblis. Demikian pula, distributor makanan yang besar, CONCO, mengkaji berdasarkan pelanggannya (sebagian besar restoran) untuk mengindentifikasi pelanggan yang menguntungkan dan tidak menguntungkan. CONCO menemukan bahwa pelanggan produk makanan tetentu dan pelanggan yang lebih cendrung menjadi pelanggan yang tidak menguntungkan.
Analisis profitabilitas pelanggan (customer profitability analysis) mengidentifikasi aktivitas pelayanan pelanggan dan penggerak biaya serta menentukan profitabilitas setiap pelanggan atau kelompok pelanggan. Di sini, pelayanan pelanggan mencakup seluruh aktivitas untuk melengkapi penjualan dan memuaskan pelanggan, seperti periklanan, penjualan melalui telepon, pengiriman, penagihan, pengumpulan,  pelayanan melalui telepon, penyelidikan,  dan bentuk lain dari pelayanan pelanggan.
Analisis profibilitas pelanggan memungkinkan manajer untuk :
·         Mengindentifikasi pelanggan yang paling menguntungkan
·         Mengelola biaya pelayanan dari setiap pelanggan
·         Memperkenalkan produk dan jasa baru yang menguntungkan
·         Menghentikan produk, jasa, atau pelanggan yang tidak menguntungkan
·         Mengarahkan bauran pembelian pelanggan pada lini produk dan jasa dengan margin yang lebih tinggi
·         Menawarkan diskon dengan tujuan untuk memperoleh volume penjualan yang lebih besar bagi pelanggan dengan biaya pelayanan yang rendah
·         Memilih jenis pelayanan penjualan yang akan disediakan
Pemahaman yang baik mengenai profibilitas pelanggan perusahaan, baik yang ada saat ini maupun yang ada saat ini maupun yang potensial, dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan laba secara keseluruhan dan menjadi lebih kompetitif. Hal ini dimulai dengan analisis biaya untuk melayani pelanggan.
2.10.1.  Analisis Biaya Pelanggan
               Tidak seluruh pelanggan membutuhkan aktivitas yang serupa, baik sebelum maupun setelah penjualan. Contoh aktivitas spesifik yang berkaitan dengan pelanggan mencakup :
·         Biaya pemprosesan pesanan
·         Biaya penagihan, pengumpulan piutang, dan pemprosesan pembayaran
·         Biaya piutang usaha dan penyimpanan persediaan
·         Biaya pelayanan pelanggan
·         Biaya penjualan dan pemasaran
               Analisis biaya pelanggan (customer cost analysis) mengidentifikasikan aktivitas dan penggerak biaya untuk melayani pelanggan sebelum dan setelah penjualan, tidak termasuk biaya produk. Secara tradisional, biaya-biaya ini tersembunyi dalam fungsi dukungan bagi pelanggan, pemasaran, dan penjualan. ABC/M membantu manajer untuk memahami biaya-biaya yang mereka hasilkan untuk melayani pelanggan.
       Aktivitas yang berbeda-beda seringkali mempunyai penggerak biaya yang berbeda-beda. Berdasarkan aktivitas dan penggerak biaya pada pelanggan yang dilakukan untuk memperoleh dan menyelesaikan transaksi, biaya-biaya pelanggan dapat diklarifikasikan ke dalam kategori sebagai berikut:
·  Biaya pelanggan tingkat unit- sumberdaya yang dikonsumsi untuk setiap unit yang dijual kepada pelanggan. Contohnya mencakup komisi penjualan berdasarkan jumlah unit terjual atau dolar yang terjual, biaya pengriman ketika biaya pengangkutan didasarkan pada jumlah unit yang dikirimkan, dan biaya penyimpanan kembali dari setiap unit yang diretur.
·  Biaya pelanggan tingkat kelompok produk – sumber daya yang dikonsumsi untuk setiap transaksi penjualan. Contohnya mencakup biaya pemprosesan pesanan, biaya penagihan, dan pencatatan retur penjualan atau penyisihan setiap kali terjadi retur atau penyisihan yang diperbolehkan.
·  Biaya mempertahankan pelanggan – sumber daya dikonsumsi untuk melayani pelanggan tenaga memperhatikan jumlah, unit atau batch produk yang terjual. Contohnya adalah biaya perjalanan tenaga penjualan untuk mendatangi pelanggan biaya pemprosesan laporan bulanan, dan biaya penagihan atas pembayaran yang terlambat.
·  Biaya saluran distribusi – sumber daya yang dikonsumsi pada setiap saluran distribusi yang digunakan oleh perusahaan untuk melayani pelanggan. Contohnya adalah biaya operasional gudang regional untuk melayani pelanggan utama dan pusat distribusi yang tersentralisasi untuk melayani toko-toko ritel kecil.
·  Biaya mempertahankan penjualan – sumber daya yang dikonsumsi untuk mempertahankan aktivitas penjualan dan pelayanan yang tidak dapat ditelusuri pada setiap unit, kelompok produk, pelanggan atau saluran distribusi. Contohnya adalah pengeluaran umum perusahaan untuk aktivitas penjualan, gaji, tunjangan, dan bonus manajer penjualan umum.
Tampilan 5.17 menunjukan aktivitas yang berkaitan dengan pelanggan, penggerak biaya dan masing-masing tariff, serta kategori biaya dari setiap aktivitas di Winsome Office Supply. Aktivitas-aktivitas ini didasarkan pada hasil kajian saksama terhadap pengeluaran penjualan, administrasi, dan umum serta transaksi pelanggan selama tiga tahun terakhir. Tampilan 5.18 menunjukan aktivitas yang berkaitan dengan pelanggan yang dialami Winsome dalam penjualan kepada ketiga pelanggan utamanya, yaitu GereCo., HomeServ Inc., dan Advance Tek.
                        Baik biaya aktivitas pelanggan, kategori biaya, maupun penggerak biayanya dilustrasikan pada tampilan 5.17 dan aktivitas yang berkaitan dengan pelanggan yang terperinci, yang dilaporkan pada tampilan 5.18, memberikan dasar untuk menganalisis biaya pelanggan. Tampilan 5.19 menunjukkan analisis biaya pelanggan bagi ketiga pelanggan Winsome.
                  Seperti yang diilustrasikan pada tampilan 5.18 dan 5.19, biaya untuk melayani pelanggan sering kali berbeda karena mereka tidak membutuhkan jumlah pelayanan yang sama. Jumlah pembelian ketiga pelanggan ini dari Winsome relative sama. Namun, biaya untuk malayani pelanggan ini berkisar antara $1.555 hingga $20.395.
2.10.2.  Analisis Profitabillitas Pelanggan
Analisis profitabilitas pelanggan (customer profitability analysis) mengombinasikan analisis pendapatan dan biaya dari pelanggan untuk menilai profitabilitas pelanggan serta membantu mengidentifikasi tindakan untuk meningkatkan profitabilitas pelanggan. Tampilan 5.20 mengilustrasikan analisis profitabilitas pelanggan untuk Winsome.
                  Alasan bahwa GereCo tidak sama menguntungkannya dengan HomeServ yang berkaitan dengan aktivitas penjualan. Winsome memberikan GereCo. Jauh lebih banyak persyaratan penjualan yang lebih menguntungkan dari pada yang diberikan kepada HomeServ. GereCo juga memiliki retur dan penyisihan penjualan dalam jumlah besar; GereCo. Melakukan retur dua kali lipat dari HomeServ.
Tampilan 5.17 Aktivitas  yang  Berkaitan  dengan  Pelanggan, Penggerak Biaya, Tarif  Biaya, dan Kategori Biaya pada Winsome Office Supply.
Aktivitas
Penggerak Biaya dan Tarifnya
Kategori Biaya
Penerimaan pesanan
$30 per pesanan
Pelanggan tingkat batch
Pemrosesan pesanan.
$20 per pesanan dan $1 per unit
Pelanggan tingkat batch
Pelanggan tingkat unit
Pengiriman
$100 per perjalanan dan $1 per mil
Pelanggan tingkat batch
Pelanggan tingkat batch
Percepatan penerimaan pesanan,
$800 per pesanan
Pelanggan tingkat ke batch
  Pemrosesan pesanan, dan    pengiriman

Pelanggan tingkat batch
Mendatangi pelanggan
$200 per kedatangan
Mempertahankan pelanggan
Tagihan bulanan:


Laporan pertama
$5 per laporan
Mempertahankan pelanggan
Peringatan berikutnya
$25 per peringatan
Mempertahankan pelanggan
Retur penjualan
$100 per kejadian
Pelanggan tingkat batch
Penyimpanan kembali persediaan
$5 per unit yang diretur
Pelanggan tingkat unit

Tampilan 5.18 Aktivitas  yang  Berkaitan  dengan  Pelanggan untuk Para Pelanggan Terpilih pada Winsome Office Supply

GereCo
HomeServ Inc.
Advance Tek
Penjualan bersih
$463.917
$477.600
$472.576
Jumlah pesanan dan pengiriman
2
20
80
Rata-rata jumlah unit per pesanan
400
38
8
Jarak pengiriman (mil)
10
15
20
Jumlah percepatan pesanan
0
0
5
Jumlah kedatangan oleh tenaga penjualan
1
2
5
Retur penjualan



Jumlah permintaan
2
1
10
Rata-rata unit per retur
3
4
2
Peringatan atas tagihan
0
0
2

Tampilan  5.19 Analisis Aktivitas Pelanggan pada Winsome Office Supply

GereCo.
HomeServ Inc.
Advance Tek
Biaya pelanggan tingkat unit



  Pemrosesan pesanan
400x2x$1=$800
38x20x$1=$760
8x80x$1=$640
  Penyimpanan kembali pesanan
2x3x$5=30
1x4x$5=20
10x2x$5=100
Biaya pelanggan tingkat kelompok produk



  Penerimaan pesanan
2x$30=60
20x$30=600
80x$30=2.400
  Pemrosesan pesanan
2x$20=40
20x$20=400
80x$20=1.600
  Pengiriman



    Perjalanan
2x$100=200
20x$100=2.000
80x$100=8.000
    Jarak (mil)
10x2x$1=20
15x20x$1=300
20x80x$1=1.600
  Percepatan pesanan
-
-
$800x5=4.000
  Retur penjualan
2x$100=200
1x$100=100
10x$100=1.000
Biaya mempertahankan pelanggan



  Kunjungan penjualan
1x$200=200
2x$200=400
5x$200=1.000
  Tagihan bulanan
1x$5=5
1x$5=5
1x$5=5
  Peringatan berikutnya
-
-
2x$25=50
Biaya mempertahankan pelanggan
-
-
-
Total
$1.555
$4.585
$20.395

                  Retur penjualan (sales return) adalah factor-faktor yang berkontribusi terhadap profibilitas yang rendah dari Advance Tek. Meskipun Advance Tek. Memiliki total penjualan tertinggi, namun Advance Tek menghasilkan laba terendah diantara ketiga pelanggan. Winsome harus memerhatikan retur yang tinggi serta frekuensi permintaan dan jumlah percepatan pesanan dari Advance Tek. Retur yang tinggi bisa  jadi  merupakan  wujud  ketidakpuasan  pelanggan  terhadap  produk  Winsome, Winsome perlu melihat  penyebab  retur  yang  tinggi  sebelum  kehilangan  pelanggan  keterlambatan  pembayaran  juga  menambah  biaya  pelanggan  Advance Tek.  Hsl ini mungkin mengindentifikasikan  ketidakpuasan  Advance  Tek  terhadap  penjualan  dan  pelayanan  Winsome  atau  kelemahan  dari  kondisi  keuangan  Advance  Tek.
                  Analisis profabilitas pelanggan menyediakan informasi berharga untuk pengukuran nilai bagi pelanggan. Selain itu, perusahaan harus mempertimbangkan factor-faktor relevan lainnya sebelum menentukan tindakan yang sesuai untuk setiap pelanggan. Berikut ini merupakan factor-faktor yang relevan.
·         Potensi pertumbuhan pelanggan, industry pelanggan, dan potensi penjualan silang
·         Reaksi tepat dari pelanggan terhadap perubahan persyaratan penjualan atau pelayanan
·         Pentingnya memiliki perusahaan sebagai pelanggan untuk referensi penjualan dimasa yang akan datang, terutama jika pelanggan dapat berperan sangat penting dalam menghasilkan bisnis tambahan.
2.10.3.  Nilai Seumur Hidup Pelanggan dan Ekuitas Pelanggan

GereCo.
HomeServ Inc.
Advance Tek
Total penjualan
$500.000
$480.000
$540.000
Dikurangi: Diskon penjualan
25.000
-
27.000
Jumlah tagihan bersih
$475.000
$480.000
$513.000
Dikurangi: Retur dan penyisihan penjualan
4.750
2.400
30.780
Dikurangi: Diskon tunai
6.333
-
9.644
Penjualan bersih
$463.917
$477.600
$472.576
Harga pokok penjualan
408.620
384.720
432.014
Margin kotor
$55.297
$92.880
$40.562
Biaya pelanggan



Pemrosesan pelanggan
$800
$760
$640
Penyimpanan kembali pesanan
30
20
100
Penerimaan pesanan
60
600
2.400
Pemrosesan pesanan
40
400
1.600
Pengiriman



Perjalanan
200
2.000
8.000
Jarak (mil)
20
300
1.600
Percepatan pesanan
-
-
4.000
Retur penjualan
200
100
1.000
Kunjungan penjualan
200
400
1.000
Tagihan bulanan
5
5
5
Peringatan berikutnya
-
-
50
Total biaya pelanggan
$1.555
$4.585
$20.395
Laba bersih bagi pelanggan
$53.742
$88.295
$20.167

Tampilan 5.20  menunjukkan  bagaimana  cara  menentukan  profabilitas  pelanggan  pada  suatu  titik  waktu  tertentu. Banyak perusahaan kini melihat pentingnya memandang nilai jangka panjang dari pelanggan, kontribusi yang diharapkan terhadap laba selama periode sepenuhnya dimana perusahaan mempertahankan pelanggan. Kondisi ini disebut juga nilai seumur hidup pelanggan (customer lifetime value—CLV) dan nilai tersebut dikalkulasikan sebagai nilai sekarang bersih dari seluruh estimasi laba di masa yang akan datang dari pelanggan. Nilai sekarang digunakan karena laba dari pelanggan diharapkan berlanjut untuk beberapa tahun. Untuk menyediakan ukuran nilai pelanggan relevan yang lebih menyeluruh dan strategis, CLV memperhitungkan ekspektasi perusahaan mengenai pertumbuhan potensial laba di masa yang akan datang bagi pelangaan. Kalkulasi CLV dapat sangat rumit, tetapi dapat diilustrasikan secara sederhana. Contohnya, asumsikan MidTown Medical Clinic membeli perlengkapan medis dari Johnson Medical Supply Company. Johnson mengalkulasikan CLV dari klinik medis dengan memproyeksikan laba dari klinik tersebut. Andaikan peramalan laba pertahun adalah sebesar $20.000 untuk tiga tahun berikutnya. Lebih lanjut, andaikan Johnson menggunakan tingkat diskonto  6 persen (faktor diskonto relevan adalah sebesar  2,673.
CLV= $53.460 = $20.000 x 2,673
CLV dapat digunakan untuk mengukur nilai pelanggan atau kelompok pelanggan serta menentukan bagaimana pemasaran dan jasa pendukungnya harus dialokasikan kepada pelanggan ini untuk meningkatkan keseluruhan profitabilitas perusahaan. Karean CLV sulit untuk meramalkan laba dimasa yang akan datang dengan tingkat keakuratan yang tinggi, dan karena pilihan dari tingkat diskonto melibatkan penilaian, CLV penting untuk membandingkan berbagai kalkulasi dari CLV yang dibuat dengan asumsi yang berbeda –beda mengenai peramalan laba dan tingkat diskonto.
            Perluasan dari CLV adalah ekuitas pelanggan (customer equity—CE) yang merupakan jumlah dari CLV untuk seluruh pelanggan perusahaan. Tujuan pemakaian CE adalah menyediakan peta bagi perusahaan untuk menggunakan CE dalam mengimplementasikan strateginya. CE dipandang sebagai ukuran total nilai perusahaan,mirip dengan ukuran lainnya dari nilai perusahaan. Kunci untuk memahami pemicu CE yang dapat dideskripsikan pada tiga kategori umum : ekuitas nilai, ekuitas merek, dan ekuitas retensi. Ekuitas nilai meruapakan nilai yang ditempatkan pelanggan pada produk atau jasa perusahaan karena kualitas atau fitur dibandingkan dengan harga. Ekuitas nilai lebih tinggi ketika pelanggan berfikir bahwa nilai (kualitas dan fitur) relatif tinggi dibandingkan dengan harga. Salah satu kompenen ekuitas nilai adalah pelayanan pelanggan, yang dikaji secara luas. Contohnya, survey Bain & Company yang dilakukan terhadap 362 perusahaan pada tahun 2006 menunjukkan bahwa 80 % dari perusahaan-perusahaan tersebut merasakan bahwa mereka diberikan “ pelayanan Pelanggan “ ketika hanya 8% dari pelanggan perusahaan setuju. Secara jelas, perusahaan-perusahaan ini memiliki pekerjaan yang harus dilakukan pada ekuitas nilai mereka. Manajemen ekuitas nilai adalah salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk membangun CLV setiap pelanggan dan dengan perluasan melalui ekuitas pelanggan.
Ekuitas merek (brand equity) merupakan persepsi terhadap produk dan jasa perusahaan yang tidak dijelaskan oleh atribut yang obyektif. Ekuitas merek dibentuk dengan strategi pemasaran perusahaan. Sub- penggerak utama dari ekuitas merek adalah kesadaran merek, sikap pelanggan terhadap merek, dan persepsi pelanggan terhadap etika merek. Ekuitas merek dalam konteks strategi perusahaan.
       Ekuitas retensi (retention equity) terdiri dari program dan aktivitas untuk membangun hubungan yang meningkatkan loyalitas pelanggan—program loyalitas yang memberikan manfaat istimewa bagi pelanggan yang sering membeli, program daya tarik yang memungkinkan pelanggan untuk memperoleh manfaat berupa harga produk yang rendah dari perusahaan lain, serta pelayanan pelanggan yang konsisten di antaranya.
Sementara ketiga penggerak ekuitas pelanggan itu penting, kajian telah menunjukkan bahwa pentingnya  hubungan dari penggerak ekuitas pelanggan tersebut bervariasi dari satu industri ke industri lain. Contohnya, berbeda dengan industri penerbangan yang seringkali memangkas manfaat yang diterima oleh pilot, industri perhotelan sangat berfokus pada ekuitas retensi. Kini, hal itu jauh lebih umum untuk melihat hotel dengan program loyalitas, di mana keanggotaan pada program memicu perbaikan ruangan, kopi gratis, dan manfaat lainnya. Hilton dan Hyatt termasuk hotel-hotel yang menjalankan program-program tersebut; hotel-hotel ini biasa disebut juga berturut-turut Hilton HHonors*, dan Hyatt Gold Passport.
CLV dan CE merupakan pendekatan yang paling tepat di mana pelanggan adalah pelanggan terakhir dari produk. Pelanggan ini disebut juga B2C (bisnis untuk menjalin hubungan dengan pelanggan-business to customer relationship), berbeda dengan hubungan B2B (bisnis kepada bisnis-business to bisiness). Dalam hubungan B2B, hubungan pelanggan dipelihara dengan berbagai cara, serta isu ekuitas merek dan retensi tidak dapat diaplikasikan.
2.11.   Isu Implementasi dan Perluasannya
Implementasi perhitungan /manajemen biaya berdasarkan aktivitas yang sukses membutuhkan kerja sama yang erat antara akuntan manajemen, teknisi, serta manajer produksi dan operasi. Mereka perlu bertindak sebagai satu tim dalam mengidentafikasi aktivitas, penggerak biaya, dan informasi yang dibutuhkan, baik yang bersifat keuangan maupun non-keuangan.
Memahami proses produksi dan mengidentifikasi penggerak biaya membutuhkan upaya secara saksama. Upaya untuk mendesain ulang sistem biaya akan bermanfaat jika organisasi memiliki beragam produk, berbagai penggerak biaya, beberapa saluran distribusi , dan ukuran batch produk yang heterogen.
Berikut ini adalah proses yang ditemukan pada banyak implementasi perhitungan/ manajemen biaya berdasarkan aktivitas yang sukses :
Proses Implementasi
Mengapa Hal ini Mengarah pada Kesuksesan
Melibatkan pihak manajemen dan karyawan dalam
menciptakan sistem perhitungan biaya berdasarkan
aktivitas



Menggunakan perhitungan/manajemen biaya berdasarkan aktivitas pada pesanan yang akan sukses




Menjaga agar desain awal perhitungan/ manajemen biaya berdasarkan aktivitas tetap sederhana.
Membuat mereka terbiasa dengan 

ABC/M.

Mereka kemudian dapat menjadi lebih ingin mengimplementasikan sistem tersebut karena mereka merasa terlibat dan memiliki sistem yang baru.
Menunjukkan bagaimana dan mengapa proses tersebut dapat bekerja. Kesuksesan dalam mnyelesaikan satu pesanan akan memungkinkan seseorang untuk melihat manfaat dari perhitungan/manajemen  biaya berdasarkan aktivitas secara jelas.
Menghindari pemakai yang berlebihan  dan menjaga agar biaya tetap turun juga menurunkan waktu implementasi.

Perluasan dari model perhitungan biaya berdasarkan aktivitas menjadi lebih lazim untuk digunakan. Kita mendiskusikan ketika model  di bawah ini ; perhitungan biaya berdasarkan aktivitas banyak tahap, akuntansi sumber daya (resource comsumption accounting-RCA), dan perhitungan biaya berdasarkan aktivitas yang dikendalikan oleh waktu (time-driven activity-based costing-TDABC). Ketigannya merespon secara langsung terhadap kompleksitas  yang melekat pada pembedaan biaya sumber daya dan aktivitas pada pembebanan actual, dicatat sebagai salah satu isu implementasi  di atas. Dua model terakhir mengambil pendekatan yang berfokus pada sumber daya untuk perhitungan biaya berdasarkan aktivitas.
2.11.1.  Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas dengan Banyak Tahap
  Dalam praktik, dikarenakan oleh kompleksitas perusahaan yang disebabkan karena  keragaman produk, jasa, dan proses produksi atau operasi, beberapa aktivitas merupakan objek biaya menengah untuk aktivitas lainnya ketika aktivitas lainnya dibebankan secara langsung pada objek biaya. Untuk menangkap dan mengalkulasikan biaya secara akurat terhadap kompleksitas ini, beberapa perusahaan menggunakan perhitungan biaya berdasarkan aktivitas banyak tahap daripada perhitungan biaya berdasarkan aktivitas dua tahap yang dideskripsikan sebelumnya pada bab ini. Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas dengan banyak tahap (multistage ABC), biaya sumber daya dibebankan pada aktivitas tertentu yang pada gilirannya dibebankan pada aktivitas lainnya sebelum dibebankan pada objek biaya terakhir—produk, jasa, atau pelanggan perusahaan. Aktivitas dengan banyak tahap. Setelah mengalokasikan banyak tahap, sebesar $25 dibebankan pada produk, sebesar $20 dibebankan pada aktivitas yang berkaitan dengan pelanggan, dan sebesar $25 dibebankan pada biaya yang berkaitan dengan infrastruktur (peralatan computer dan dan peranti lunak, bangunan, peralatan lainnya, dan sebagainya).
2.11.2.  Akuntansi untuk Konsumsi Sumber Daya
          Akuntansi untuk konsumsi sumber daya (resource consumption accounting—RCA) adalah adaptasi perhitungan biaya berdasarkan aktivitas yang menekankan pada konsumsi sumber daya dengan sangat meningkatnya jumlah tempat penampungan biaya sumber daya, yang memungkinkan penelusuran lebih langsung terhadap biaya sumber daya pada objek biaya daripada sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas dengan pusat biaya yang lebih sedikit. RCA terutama tepat bagi organisasi besar dengan operasi yang berulang dan sistem informasi tingkat tinggi seperti yang disediakan oleh SAP, Oracle, dan SAS. Sistem informasi ini, biasanya disebut sistem perencanaan sumber daya perusahaan (enterprise resource planning system-ERP), memungkinkan pemakain sejumlah besar pusat biaya, yang akan tidak praktis atau tidak layak dengan sistem informasi yang lebih sederhana. Pendekatan RCA, dengan dukungan ERP, memungkinkan perincian yang jauh lebih baik pada kalkulasi biaya, dengan meningkatkan jumlah pusat biaya sehingga menigkatkan pe;uang biaya oenelusuran secara langsung pada produk dan jasa, tujuannya adalah pembebanan biaya hanya didasarkan pada sebab-akibat.
Konsep penting RCA mencakup perhitungan biaya variable, hubungan timbal-balik sumber daya, informasi biaya tingkat terperinci pada tingkat sumber daya, perlakuan terhadap kapasitas menganggur atau berlebihan, serta pemakaian depresiasi biaya penggantian.kita akan mempertimbangkannya masing-masing. Pertama, ada focus pada perhitungan biaya variable sebagai tujuan dari RCA untuk menelusuri biaya secara langsung ke objek biaya dengan pemakaian banyak pusat biaya dan dengan menghindari setiap alokasi biaya yang tidak mencerminkan pemakaian sumber daya oleh objek biaya. Kedua, seperti pada perhitungan biaya berdasarkan aktivitas banyak tahap, hubungan timbal-balik antara aktivitas dengan tempat penampungan biaya di pertimbangkan secara langsung pada RCA. Ketiga, keunggulan penting dari RCA, disediakan sebagian oleh dukungan ERP, yang merupakan informasi biaya terperinci yang tersedia pada tingkat sumber daya sehingga informasi biaya dapat dikumpulkan atau dilacak pada banyak tingkat anatara sumber daya dan objek. Keempat, karena informasi terperinci telah tersedia, RCA mampu menghubungkan biaya dari kapasitas menganggur atau berlebihan ke pusat biaya yang tepat. Kelima, pendekatan RCA menggunakan ukuran depresiasi berdasarkan biaya penggantian beban depresiasi di dasarkan pada estimasi biaya penggantian untuk aktiva dari pada biaya pembelian, seperti pada akuntansi konvensional.
2.11.3.  Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas yang Dikendalikan oleh Waktu
Pendekatan yang berhubungan  dengan pusat sumber daya lainnya untuk implementasi sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas yang besar didasarkan pada ide bahwa kompenen umum pada pemanfaatan aktivitas adalah unit waktu. Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas menelusuri dan membebankan kembali beban sumber daya ke aktivitas yang mengonsumsinya dan kemudian lebih lanjut membebankan kembali secara proporsional ke objek biaya akhir berdasarkan jumlah setiap penggerak biaya aktivitas. Ketika jumlah besar dari biaya aktivitas perusahaan berada pada proses yang berulang (mirip pada contoh RCA diatas), pembebanan biaya dapat didasarkan pada rata-rata waktu yang dibutuhkan  untuk setiap aktivitas. Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas yang dkendalikan oleh waktu (time driven activity based costing—TDABC) membebankan biaya sumber daya secara langsung ke objek biaya dengan menggunakan biaya per unit waktu penyediaan sumber daya, bukan dengan pertama membebankan biaya ke aktivitas dan kemudian dari aktivitas ke objek biaya.
TDABC menyediakan secara langsung untuk mengukur kapasitas yang tidak digunakan. Untuk mengilustrasikannya, kita perlu memerhatikan aktivitas, memvalidasi alamat surat, pada fasilatas pemprosesan kartu kredit dan kita mengasumsikan ada 10.000 validasi per tahun. Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas secara tradisional dikalkulasikan, kita asumsikan, sebesar $ 10,00 per validasi dan kemudian membebankan tarif  ini untuk membebankan biaya aktibitas ke objek biaya diamana aktivitas dikonsumsi. Sebaliknya, TDABC memerhatikan waktu standar untuk setiap validasi, misalnya, 17 menit untuk setiap validasi. TDABC menghitung biaya per menit sumber daya yang melakukan aktivitas pekerjaan. Pada contoh ini, kita asumsikan empat pekerja tata usaha dibayar sebesar $45.000 setiap tahun untuk bekerja pada validasi, dan kita estimasikan bahwa setengah total waktu produktif dari setiap pekerjaan tata usaha dihabiskan untuk melakukan aktivitas validasi alamat surat. TDABC mengalkulasikan total biaya sebagai $45.000 x 4 karyawan x 50% dari waktunya = $90.000; kemudian TDABC mengalkulasikan total waktu yang tersedia untuk aktivitas seperti 180.000 menit (asumsikan 30 jam per minggu dengan cuti 2 minggu: 50% x 4 pekerja x 50 minggu x 30 jam x 60 menit per jam = 180.000 menit per tahun). Tarif TDABC untuk aktivitas adalah sebesar $50 per menit  ($90.000/180.000). Biaya aktivitas validasi tertentu adalah sebesar $0,50 x 17 menit = $8,50; jika dibutuhkan waktu untuk melakukan validasi selama 20  menit, kemudian alokasinya akan menjadi $0,5 x 20 =  $10.
TDABC kemudian dapat mengalkulasikan biaya kapasitas yang tidak digunakan dengan cara menetukan biaya aktivitas dan mendapatkan biaya bersih dari total beban. Pada contoh ini, biaya aktivitas TDABC di kalkulasikan sebagai $85.0000 ( yaitu, 17 menit x 10.000 validasi x $0,50 / validasi). Hal ini berarti bahwa kapasitas yanmg tidak digunakan sebesar $5.000 ( atau 10.000 menit dengan $ 0,50 per menit ) secara potensial tersedia digunakan bagi pekerjaan lainnya.
TDABC dapat diperluas untuk mencakup kompleksitas pada aktivitas, pada apa yang disebut persamaan waktu. Contohnya, kita asumsikan waktu untuk memvalidasi alamat meningkat secara signifikan untuk alamat internasional-dibututhkan tambahan waktu 22 menit. Kemudian persamaan waktu dapat ditentukan sebagai berikut :

Waktu untuk memvalidasi alamat = 17 menit + 22 menit
(jika waktu untuk alamat internasional ).

Penentuan biaya per menit dilakukan dengan cara yang sama, tetapi dengan tambahan waktu yang diharapkan untuk alamat internasional.
Perbedaan antara TDABC dengan ABC adalah TDABC peka terhadap kapasitas dan menghitung biaya aktivitas standar dengan menggunakan tarif standar, yaitu tarif penggerak  biaya yang tetap konstan. Sebaliknya, ABC  mungkin tidak menvakup ,kapasitas, seperti pada kasus HBT dan AIRCO Ltd yang disajikan sebelumnya ( meskipun biaya kapasitas dapat dimasukan kedalamnya, seperti pada kasus Bellhaven). ABC menghitung biaya aktivitas setiap periode sebagai biaya aktual dan biaya per  unit objek biaya akhir berfluktuasi setiap periode. TDABC membutuhkan investasi awal untuk mengukur waktu aktivitas terus memeliharanya.
Perlu diingat bahwa perhitungan biaya berdasarkan aktivitas depat diadaptasi untuk jumlah waktu aktivitas, dengan maksud meningkatkan keakuratan tarif ABC. Contohnya, ABC yang menggunakan jumlah persiapan untuk membebankan biaya persiapan malahan dapat ditingkatkan dengan menggunakan jumlah waktu persiapan yang digunakan untuk setiap persiapan. Biaya perbaikan merupakan kebutuhan untuk menentukan waktu yang yang dianggarkan untuk aktivitas dan waktu aktual  untuk setiap persiapan. Namun perlu dicatata bahwa adaptasi ABC ini berbeda dari TDABC; TDABC menggunakan waktu untuk menggerakkan biaya secara langsung dari sumber daya untuk membebankan biaya ke objek biaya-tidak ada pembebanan biaya sumber daya ke aktivitas dan kemudian dari aktivitas ke objek biaya.
Contoh yang megilustrasikan adaptasi ABC yang mencakup  waktu adalah sebagai berikut. Perhatikan ketiga aktivitas-persiapan mesin, inspeksi, dan pengemasan-membutuhkan rata-rata waktu secara berturut-turut 80 menit, 15 menit, dan 20 menit. Berdasarkan ABC, penggerak biaya untuk konsumsi aktivitas pada aktivitas-aktivitas ini didasarkan pada total biaya aktivitas dibagi dengan jumlah menit yang tersdia untuk aktivitas tersebut. Contohnya, jika total biaya persiapan adalah sebesar $50.000, da nada kapasitas dengan waktu persiapan selama 1.250  menit, kemudian tarif aktivitas adalah sebesar $50.000/1.250 = $40 per menit. Pendekatan ini dapat meningkatkan aplikasi ABC ketika waktu aktual digunakan untuk membebankan biaya. Contohnya, jika waktu persiapan untuk persamaan pelanggan khusus membutuhkan waktu tambahan selama 15 menit, biaya persiapan yang dibebankan sebesar $40 per menit akan didasarkanj pada total waktu 80 + 15 = 95 menit: 95 menit x $40 = $3.800.
Kerugian TDABC adalah ketrgantungannya pada tingkat keakuratan estimasi waktu : selain itu, upaya untuk menentukan estimasi waktu sangat menhabiskan waktu dan mahal. Beberapa aktivitas tidak dikendalikan oleh waktu dan tidak dimasukan ke TDABC secara menyeluruh; misalnya, pada perusahaan kimia, biaya aktivitas persiapan dan pembersihan melibatkan biaya bahan baku yang signifikan, terpisah dari biaya waktu yang dilibatkan. Namun, biaya bahan baku dapat dimasukan ke TDABC yang dimodifikasi dimana jumlah pon bahan baku dapat digunakan, bukan jumlah menit persiapan atau pembersihan; hal ini merupakan kombinasi dari perhitungan biaya berdasarkan aktivitas yang dikendalikan oleh waktu dan jumlah pon. Pada akhirnya, karena perbedaanya dari sumber daya dan aktivitas, ABC yang masih tradisional pada beberapa kasus dapat menyediakan kerangka yang lebih baik untuk megidentifikasi peluang penghematan biaya, sementara TDABC dapat menyediakan kerangka yang lebih baik untuk mengidentifikasi kapasitas yang tidak digunakan.
2.12.                    Soal Uji Mandiri dan Pembahasan
2.12.1.  Soal Uji Mandiri
Perhitungan Biaya Berdasarkan Volume Berlawanan dengan Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas
Carter Company memproduksi dua produk, yaitu Deluxe dan Regular, dan menggunakan sistem alokasi biaya dua tahap secara tradisional. Tahap pertama membebankan seluruh biaya overhead pabrik pada dua departemen produksi A dan B, berdasarkan jam mesin. Tahap kedua menggunakan jam tenaga kerja langsung untuk mengalokasikan biaya overhead pabrik pada masing-masing produk.
Selama tahun 2010, perusahaan menganggarkan biaya overhead pabrik sebesar $1.000.000 untuk operasi ini.

Departemen Produksi A
Departemen Produksi B
Jam mesin
4.000
16.000
Jam tenaga kerja langsung
20.000
10.000

Informasi berikut ini berkaitan dengan operasi perusahaan selama bulan Januari:

Deluxe
Regular
Jumlah unit yang diproduksi dan terjual
200
800
Biaya per unit bahan baku langsung
$100
$50
Tarif upah tenaga kerja langsung per jam
$25
$20
Jam tenaga kerja langsung pada Departemen A per unit
2
2
Jam tenaga kerja langsung pada Departemen B per unit
1
1

Carter Company sedang mempertimbangkan untuk mengimplementasikan sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas. Akuntan manajemen perusahaan telah mengumpulkan informasi berikut ini untuk analisis biaya aktivitas selama tahun 2010:
Aktivitas
Biaya Overhead Pabrik yang Dianggarkan
Penggerak Biaya
Jumlah yang Dianggarkan
Konsumsi Penggerak
Deluxe
Regular
Perpindahan bahan baku
$7.000
Jumlah proses produksi yang dijalankan
350
15
20
Persiapan mesin
400.000
Jumlah persiapan
500
25
50
Inspeksi
588.000
Jumlah unit
19.600
200
800
Pengiriman
5.000
Jumlah pengiriman
250
50
100

$1.000.000





Diminta:
1.      Kalkulasikan biaya per unit untuk setiap produk dengan menggunakan sistem perhitungan biaya berdasarkan volume yang telah ada.
2.      Kalkulasikan biaya overhead pabrik per unit dari penggerak biaya dengan menggunakan sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas yang diusulkan.
3.      Kalkulasikan biaya per unit untuk setiap produk dari kedua produk jika perusahaan menggunakan sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas yang diusulkan.
2.12.2.  Pembahasan
1.      Sistem perhitungan biaya berdasarkan volume
Alokasi Tahap 1: Jumlah Jam Mesin
Total biaya overhead pabrik yang dialokasikan ke Departemen A

$1.000.000  x (4.000/20.000) = $200.000
Total biaya overhead pabrik yang dialokasikan ke Departemen A

$1.000.000 x (16.000/20.000) =  $800.000


Alokasi Tahap 2: Jumlah Jam Tenaga Kerja

Biaya per Unit
Deluxe
Regular
Biaya overhead pabrik yang dibebankan ke
Departemen A




($200.000/20.000) x 2 =
$20


($200.000/20.000) x 2 =

$20
Departemen B




($800.000/10.000) X 1 =
80


($800.000/10.000) X 1 =

80
Total

$100
$100

Biaya produk per unit:

Deluxe
Regular
Bahan baku langsung
$100
$50
Tenaga kerja langsung


$25 x (2+1) =
75

$20 x (2+1) =

60
Biaya overhead pabrik
100
100
Biaya per unit
$275
$210

2.      Tarif biaya overhead pabrik yang dianggarkan untuk penggerak biaya:
Penggerak Biaya
Biaya Overhead Pabrik yang Dianggarkan
Jumlah Penggerak Biaya yang Dianggarkan
Tarif Biaya Overhead Pabrik yang Dianggarkan
Jumlah proses produksi yang dijalankan
$7.000
350
$20 per proses
Jumlah persiapan
400.000
500
800 per persiapan
bersambung
Jumlah unit
588.000
19.600
30 per unit
Jumlah pengiriman
5.000
250
20 per pengiriman

$1.000.000


3.      Sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas

Deluxe
Regular
Biaya overhead pabrik yang dialokasikan ke


Pemindahan bahan baku


  $20 x 15 =
$300

  $20 x 20 =

$400
Persiapan mesin


  $800 x 25 =
20.000

  $800 x 50 =

40.000
Inspeksi


  $30 x 200 =
6.000

  $30 x 800 =

24.000
Pengiriman


  $20 x 50 =
1.000

  $20 x 100 =

2.000
Total
$27.300
$66.400
Biaya overhead pabrik per unit
$136,50
$83
Biaya produk per unit


  Bahan baku langsung
$100
$50
  Tenaga kerja langsung
75
60
  Biaya overhead pabrik
136,50
83
  Biaya per unit
$311,50
$193























BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
            Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity based costing—ABC) merupakan metode untuk menemukan biaya yang akurat. Sementara ABC merupakan inovasi yang relatif baru dalam akuntansi biaya, ABC dapat digunakan secara cepat oleh perusahaan yang bergerak dalam bidang industri dan dalam organisasi pemerintahan dan nirlaba.
            Sistem perhitungan biaya berdasarkan volume membebankan biaya overhead pabrik (factory overhead—FOH) berdasarkan jam tenaga kerja langsung (direct labor hours—DLH).
            Analisis profitabilitas pelanggan (customer profitability analysis) mengidentifikasi aktivitas pelayanan pelanggan dan penggerak biaya serta menentukan profitabilitas setiap pelanggan atau kelompok pelanggan
3.2.Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini tetapi kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan ke depannya.










DAFTAR PUSTAKA
Blocher, Stout dan Cokins. 2011. Manajemen Biaya: Penekanan Strategis Edisi 5 Buku 1. Jakarta : Salemba Empat


MODAL KERJA DALAM KEUANGAN SYARIAH

MODAL KERJA DALAM KEUANGAN SYARIAH BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembiayaan merupakan salah satu tugas po...