Dosen
:
No. Kelompok
Henni
Indrayani SE. MM. 3
MANAJEMEN SUMBER DAYA
MANUSIA
(SELEKSI PEKERJAAN)
Nama
kelompok:
Badriatul Wahidah
Kherul Rohman
Rizka Maulita
Saleh Rifai
JURUSAN
MANAJEMEN
FAKULTAS
EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS
SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2016
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikumwarahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbil’alamin, Segala
puji bagi Allah yang telah memberikan kemudahan
dalam menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “Seleksi Pekerjaan”
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang “Seleksi Pekerjaan”
yang
kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun
oleh penulis dengan berbagai rintangan baik itu yang datang dari diri penyusun
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan pertolongan dari
Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Tak lupa pula kami
mengucapkan terima kasih kepada Dosen
Pembimbing dan teman-teman yang telah
memberi kontribusi baik secara langsung mupun tidak langsung.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada
khususnya, penulis menyadari bahwa
dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima
saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah yang lebih baik.
Akhir
kata penulis mengucapkan terima kasih.
Pekanbaru, 7 November 2016
Penulis
i
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR
ISI........................................................................................................ ii
BAB
1 PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang................................................................................................... 1
1.2.Rumusan masalah.............................................................................................. 1
1.3.Tujuan Penulisan................................................................................................ 1
BAB
2 PEMBAHASAN
2.1. Definisi Seleksi................................................................................................. 2
2.2. Tujuan Seleksi................................................................................................... 2
2.3. Metode Pengadaan Seleksi............................................................................... 3
2.4. Proses Seleksi............................................................................................
3
2.5. Kendala Seleksi................................................................................................ 5
2.6. Faktor yang di Pertimbangkan dalam Proses Seleksi....................................... 5
2.7. Contoh Kasus dalam Proses Seleksi.......................................................... 7
BAB 3 PENUTUP
3.1.Kesimpulan................................................................................................ 11
3.2.Saran.......................................................................................................... 11
Daftar Pustaka..................................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Memilih
karyawan secara tepat merupakan hal yang penting. Pertama, tercapainya tujuan
organisasi bergantung pada bawahan. Karyawan yang profesional akan bekerja
sebaik mungkin bagi organisasi. Karyawan yang tidak professional tidak mampu
melakukan pekerjaan secara efektif dan tujuan pekerjaan tidak akan tercapai
sehingga organisasi akan mengalami kerugian. Penyaringan karyawan dilakukan
sebelum mereka masuk, bukan setelah mereka masuk organisasi.
1.2.Rumusan Masalah
1.2.1. Apa
definisi seleksi ?
1.2.2. Apa tujuan
dari seleksi ?
1.2.3. Bagaimana
metode pengadaan seleksi ?
1.2.4. Bagaimana
proses seleksi ?
1.2.5. Bagaimana
kendala seleksi ?
1.2.6. Apa saja
faktor yang dipertimbangkan dalam proses seleksi ?
1.2.7. Apa contoh
masalah dalam proses seleksi ?
1.3.Tujuan Penulisan
1.3.1. Untuk
mengetahui apa itu definisi seleksi
1.3.2. Untuk
mengetahui apa tujuan dari seleksi
1.3.3. Untuk
mengetahui metode pengadaan seleksi
1.3.4. Untuk
mengetahui proses seleksi
1.3.5. Untuk
mengetahui kendala seleksi
1.3.6. Untuk
mengetahui faktor yang dipertimbangkan dalam proses seleksi
1.3.7. Untuk
mengetahui contoh masalah dalam proses seleksi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. DEFINISI SELEKSI
Seleksi
adalah usaha pertama yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh karyawan yang kualifikasi
dan kompeten yang akan menjabat serta mengerjakan semua pekerjaan pada
perusahaan.
Menurut Para Ahli
- Dale Yoder (1981), seleksi adalah suatu proses ketika calon karyawan dibagi dua bagian, yaitu yang akan diterima atau yang ditolak.
- Malayu Hasibuan, seleksi adalah suatu kegiatan pemilihan dan penentuan pelamar yang akan diterima atau ditolak untuk menjadi karyawan perusahaan. Seleksi ini didasarkan kepada spesifikasi tertentu dari setiap perusahan bersangkutan.
2.2. TUJUAN
Menurut
Nitisemito (1996:36) tujuan dilaksanakan proses seleksi adalah untuk
mendapatkan “The Right Man In The Right Place”. Didalam proses seleksi
perusahaan harus mendapatkan tenaga kerja yang tepat di dalam posisi yang tepat
pula.
Tujuan Seleksi tersebut diantaranya :
- Menjamin perusahaan memiliki karyawan yang tepat untuk suatu jabatan/ pekerjaan.
- Memastikan keuntungan investasi SDM perusahaan.
- Mengevaluasi dalam mempekerjakan dan penempatan pelamar sesuai minat.
- Memperlakukan pelamar secara adil dan meminimalkan deskriminasi.
- Memperkecil munculnya tindakan buruk karyawan yang seharusnya tidak diterima.
2.3.METODE PENGADAAN SELEKSI
- Metode non ilmiah, yaitu seleksi yang dilaksanakan tidak didasarkan kepada kriteria, standar atau spesifikasi kebutuhan nyata pekerjaan, tetapi hanya didasarkan kepada perkiraan dan pengalaman saja. Seleksi ini tidak berpedoman kepada uraian pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan dari jabatan yang akan diisi.
- Unsur-unsur yang diseleksi biasanya meliputi; 1) surat lamaran, 2) ijazah terakhir dan transkrip nilai, 3) surat keterangan pekerjaan dan pengalaman, 4) referensi/rekomendasi dari pihak yang dapat dipercaya, 5) walk interview, 6) penampilan dan keadaan fisik, 7) keturuan dari pelamar dan 8) tulisan pelamar.
- Metode ilmiah, yaitu pengembangan seleksi non ilmiah dengan mengadakan analisis cermat tentang unsur-unsur yang akan diseleksi supaya diperoleh karyawan yang kompeten dengan penempatan yang tepat.
- Seleksi ilimah dilaksanakan dengan cara-cara berikut; 1) metode kerja yang jelas dan sistematis, 2) berorientasi kepada prestasi kerja, 3) berorientasi kepada kebutuhan riil karyawan, 4) berdasarkan kepada job analysis dan ilmu sosial lainnya dan 5) berpedoman kepada undang-undang perburuhan.
2.4.PROSES SELEKSI
Terdapat
empat komponen dalam suatu proses seleksi tersebut :
- Kuantitas (jumlah) tenaga kerja yang dibutuhkan,
- Standard kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan,
- Kualifikasi dari sejumlah calon tenaga kerja,
Kualifikasi
yang menjadi dasar dalam seleksi: 1) keahlian, 2) pengalaman, 3)
umur, 4) jenis kelamin, 5) pendidikan, 6) keadaan fisik, 7)
tampang, 8) bakat, 9) tempramen, dan 10) karakter, 11)
Kerja sama, 12) Kejujuran, 13) kedisplinan dan 14) inisiatif dan kreatif
- Serangkaian alat-alat seleksi.
PENDEKATAN SELEKSI
- Jenis Seleksi : (1) Seleksi administratif, (2) Seleksi Tertulis, (3) Seleksi Tidak Tertulis.
- Sistem seleksi harus berasaskan efisiensi (uang, waktu dan tenaga) dan bertujuan untuk memperoleh karyawan yang terbaik dengan penempatannya yang tepat.
Menurut
Andrew F. Sikula;
(1)
Succesive-Hurdles, sistem seleksi yang dilaksanakan berdasarkan urutan
testing, yakni jika pelamar tidak lulus pada suatu testing, ia tidak boleh
mengikuti testing berikutnya dan pelamar tersebut dinyatakan gugur.
(2) Compensatory-Approach, sistem seleksi yang dilakukan dengan cara pelamar
mengikuti seluruh testing, kemudian dihitung nilai rata-rata tes apakah
mencapai standar atau tidak. Pelamar yang mencapai nilai standar dinyatakan
lulus, sebaliknya dinyatakan gugur atau tidak lulus.
2.5. KENDALA
- Tolak ukur, yaitu kesulitan untuk menentukan standar yang akan digunakan mengukur kualifikasi-kualifikasi seleksi secara objektif. Misalnya; kejujuran, kesetian dan prakarsa dari pelamar mengalami kesulitan. Bobot nilai yang diberikan didasarkan pada pertimbangan yang subjektif.
- Penyeleksi, yaitu kesulitan mendapatkan penyeleksi yang tepat, jujur dan objektif penilainnya. Penyeleksi sering memberikan nilai atas pertimbangan peranannya, bukan atas fisis pikirannya, bahkan pengaruh dari efek “halo” sulit dihindarkan.
- Pelamar, yaitu kesulitan untuk mendapatkan jawaban yang jujur dari pelamar. Mereka selalu berusaha memberikan jawaban mengenai hal-hal yang baik-baik saja tentang dirinya, sedangkan yang negatif disembunyikan.
- Untuk mengurangi kendala-kendala ini, diperlukan kebijaksanaan seleksi secara bertingkat, karena semakin banyak tingkatan seleksi yang dilakukan semakin cermat dan teliti penerimaan karyawan.
2.6. FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM
PROSES SELEKSI
1. Kondisi Penawaran Tenaga Kerja
Semakin
besar jumlah pelamar yang memenuhi syarat (qualified), maka akan semakin
mudah bagi organisasi untuk memperoleh karyawan yang berkualitas dan sebaliknya.
Pada saat rekrutmen bisa terjadi jumlah calon yang terjaring lebih kecil dari
yang diharapkan. Kondisi tersebut dimungkinkan oleh :
- Imbalan/upah yang ditawarkan rendah.
- Pekerjaan menuntut spesialisasi yang tinggi.
- Persyaratan yang harus dipenuhi berat.
- Mutu pelamar rendah.
2. Faktor Eksternal Organisasi
1)
Faktor Etika
Dalam
proses seleksi, masalah etika seringkali menjadi tantangan yang berat.
Keputusan seleksi seringkali dipengaruhi oleh etika pemegang keputusan.Bila
pertimbangan penerimaan lebih condong karena hubungan keluarga, teman,
pemberian komisi/suap dari pada pertimbangan keahlian/profesional,
maka kemungkinan besar karyawan baru yang dipilih jauh dari harapan
organisasi.
2)
Ketersediaan Dana dan Fasilitas
Organisasi
seringkali memiliki keterbatasan seperti anggaran atau fasilitas lainnya.
Sebagai contoh, besar kecilnya anggaran belanja pegawai menentukan berapa
jumlah pegawai baru yang boleh direkrut.
3)
Faktor Kesamaan Kesempatan
Budaya
suatu daerah dalam memperlakukan masyarakatnya juga merupakan tantangan dalam
proses seleksi. Diskriminasi masih sering ditemukan dalam merekrut/menseleksi
pegawai yang disebabkan oleh warna kulit, ras, agama, umur, jenis kelamin,
dan sebagainya. Sebagai contoh kebijaksanaan organisasi (walau tidak tertulis)
yang lebih menyukai pegawai pria atau wanita.Kenyataan ini menghambat proses
seleksi secara wajar.
3. Perangkat Organisasi
Selain
faktor-faktor di atas, seleksi juga dipengaruhi oleh keberadaan perangkat
organisasi seperti :
1)
Analisis Jabatan
Analisis
jabatan merupakan semacam pedoman bagi kegiatan proses seleksi. Analisis
jabatan memberikan informasi tentang uraian jabatan, spesifikasi jabatan,
standarisasi pekerjaan serta persayaratan yang harus dipenuhi
untuk memegang jabatan tersebut. dengan demikian, seleksi yang dilakukan
harus mengacu pada analisis jabatan. Seleksi tanpa acuan analisis jabatan
(tentu yang benar) niscaya sulit untuk mendapatkan calon pegawai
sebagaimana yang dibutuhkan organisasi. Analisis jabatan ini merupakan arah
atau petunjuk tentang target apa yang hendak dicapai pada saat seleksi.
2)
Perencanaan SDM
Dari
perencanaan SDM, akan dapat diketahui berapa jumlah calon pegawai yang
dibutuhkan oleh organisasi, pada jenjang apa dan di bagian mana, dan
persyaratan apa yang harus dipenuhi oleh pelamar.
3)
Pengadaan Tenaga Kerja (Rekrutmen)
Rekruitmen
yang dilakukan akan berpengaruh pada prses seleksi.Qualified tidaknya pelamar
yang akan diseleksi sangat tergantung pada tenaga kerja
(rekruitmen).Pengadaan kerja yang efektif akan menghasilkan tersedianya
sejumlah pelamar yang qualified dan sebaliknya. Jenis dan sifat berbagai
langkah yang harus diambil tergantung pada hasil rekruitmen.
Faktor-faktor
yang dipengaruhi seleksi :
- Orientasi
- Diklat
- Pengembangan
- Perencanaan Karier
- Penilaian Prestasi Kerja
- Kompensasi
- Perjanjian Kerja
- Pengawasan Personalia
2.7. CONTOH KASUS DALAM PROSES SELEKSI
2.7.1. Sebab
Masalah
Sebagai
seorang manajer produksi pada pabrik milik tuan Tommy, Henry memiliki otoritas
akhir untuk menyetujui penerimaan supervisor baru yang akan bekerja pada pabrik
tersebut. Agar Henry dapat menghemat waktu, maka Danny, sebagai manajer
personalia, mengadakan penyaringan awal terhadap semua calon karyawan dan
kemudian mengirimkan calon yang memenuhi syarat (baik) kepada Henry untuk
diwawancarai.
Pada
suatu hari Henry menerima panggilan dari Danny.
“Hen,
saya baru saja mewawancarai seorang pemuda yang mungkin saat ini sedang anda
butuhkan untuk mengisi kedudukan sebagai supervisor. Ia memiliki beberapa
pengalaman kerja yang baik dan nampaknya ia seorang yang dapat dikatakan jujur.
Saat ini ia berada di sini dan bersedia
untuk menemui anda jika anda bersedia dan ada waktu”.
Henry
berpikir sejenak dan kemudian dengan ragu-ragu ia menjawab : “Aduh Dan…, saat
ini aku sedang benar-benar sibuk, tapi aku akan mencobanya, kirim dia kemari”.
Ruang
kantor Henry berada di sebelah kanan ruang produksi sehingga pada saat pintu
dibuka terdengar suara sangat bising. Sesaat kemudian, Danny membawa Abdi,
pelamar baru untuk menemui manajer produksi yaitu Henry.
“Hen..”,
Danny memulai, “Ini Abdi, saya akan meninggalkannya dan wawancarailah dia
sebaik-baiknya”.
“Mari
Abdi”, sahut Henry
“Saya
akan merasa tenang dalam mewawancaraimu setelah saya menelpon dahulu teman
saya”. Lima belas menit kemudian, Henry meletakkan gagang telepon dan memulai
berbicara dengan Abdi dan cukup berkesan. Tetapi tepat pada saat itu, pintu
kantor terbuka dan seorang supervisor berkata :”Kami mengalami sedikit
kesulitan pada jalur nomor satu dan memerlukan bantuan anda”.
Henry
menyahut : “Ya… saya segera kesana”.
Kemudian
Henry berkata pada Abdi :”Maaf sebentar Abdi”.
Tiga
puluh menit kemudian Henry kembali dan percakapan diteruskan sekurang-kurangnya
selama sepuluh menit sebelum deringan telepon memutuskan pembicaraan mereka.
Pola
interupsi yang sama ini berulang kembali untuk dua jam berikutnya dan akhirnya
Abdi melihat jamnya dan berkata : “Maaf tuan Henry, saya minta permisi karena
saya harus menjemput istri saya”.
“Mari
silakan Abdi”, sahut Henry seraya deringan telepon mengacaukan pembicaraan
mereka.
Dengan
meninggalkan kantor Henry, Abdi bergumam pada dirinya sendiri”Saya tidak yakin
bahwa ini merupakan perusahaan yang saya inginkan”.
2.7.2. Akibat
Masalah
Masalah
pada kasus ini adalah pelayanan saat melakukan wawancara. Sebagai contoh, Danny
sudah menemukan calon karyawan sebagai supervisor untuk Henry. Tetapi, pada
saat Henry mewawancarai Abdi yang sebagai calon karyawan, Henry justru sibuk
dengan teleponnya. Ini justru membuat Abdi yang sebagai calon karyawan merasa
terganggu dan Abdi berpikir bahwa perusahaan itu bukanlah perusahaan yang dia
inginkan.
2.7.3. Alternatif
Penyelesaian Masalah
a.
Dari
masalah di atas terdapat beberapa cara alternative penyelesaian masalah, salah
satunya adalah menunda waktu wawancara atau melakukan wawancara ulang sampai
Manajer Produksi tersebut benar-benar tidak sibuk dengan pekerjaannya. Sehingga
pada saat melakukan wawancara waktunya tidak berkurang.
b.
Cara
yang kedua adalah jika Manajer produksi benar-benar sibuk, bisa juga dilakukan
wawancara melalui telepon. Dengan melakukan wawancara melalui telepon, Manajer
produksi bisa lebih menghemat waktu secara efisien asalkan Manajer Produksi
bisa membagi waktu.
c.
Cara
yang ketiga adalah pada saat wawancara, Manajer Produksi bisa mengajukan orang
kepercayaannya untuk mewakilkannya pada saat melakukan wawancara. Tetapi pada
saat melakukan wawancara tersebut, Manajer Produksi harus mengkontrol secara
langsung.
2.7.4. Evaluasi
Alternatif Pemecahan Masalah
Menurut kami evaluasi alternatif
pemecahan masalah dari uraian beberapa alternatif masalah di atas adalah
sebagai berikut:
a. Wawancara yang dilakukan oleh Henry
kurang baik, mengingat pada saat melakukan wawancara tersebut, Henry sibuk
dengan telepon dan pekerjaannya. Jadi waktu pada saat melakukan wawancara pun
berkurang. Maka dari itu harus dilakukan penundaan wawancara atau melakukan
wawancara ulang sesuai kesepakatan bersama, sehingga Henry pada saat melakukan
wawancara bisa mengajukan banyak pertanyaan yang memerlukan waktu yang panjang
dan proses wawancara berjalan lancar.
b. Mengingat pada saat melakukan
melakukan wawancara tersebut, Henry sibuk dengan telepon dan pekerjaannya, maka
Henry bisa melakukan wawancara melalui telepon. Sehingga tenaga yang diperlukan
oleh Henry dan Abdi relatif sedikit serta waktu yang diperlukan oleh Henry dan
Abdi relatif lebih cepat. Tetapi Henry tidak bisa melihat ekspresi wajah Abdi
pada saat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Henry.
c. Pada saat melakukan wawancara,
ketika Henry mengajukan orang kepercayaannya sebagai perwakilannya untuk
melakukan wawancara dan Henry mengkontrol secara langsung proses wawancaranya,
resikonya adalah kurangnya pertanyaan seputar bidang supervisor yang akan di
tanyakan oleh perwakilannya tersebut kepada Abdi.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Seleksi
adalah usaha pertama yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh karyawan yang
kualifikasi dan kompeten yang akan menjabat serta mengerjakan semua pekerjaan
pada perusahaan.
Menurut
Nitisemito (1996:36) tujuan dilaksanakan proses seleksi adalah untuk
mendapatkan “The Right Man In The Right Place”. Didalam proses seleksi
perusahaan harus mendapatkan tenaga kerja yang tepat di dalam posisi yang tepat
pula.
Kualifikasi
yang menjadi dasar dalam seleksi: 1) keahlian, 2) pengalaman, 3)
umur, 4) jenis kelamin, 5) pendidikan, 6) keadaan fisik, 7)
tampang, 8) bakat, 9) tempramen, dan 10) karakter, 11)
Kerja sama, 12) Kejujuran, 13) kedisplinan dan 14) inisiatif dan kreatif
3.2. Saran
Dari tugas makalah ini, banyak
hal yang dapat kita pelajari. Seperti halnya yang sudah kami harapkan dan
sampaikan pada kata pengantar tugas makalah ini, yaitu semoga dengan
terselesaikannya makalahh ini dapat menambah wawasan kita dan peahaman kita
mengenai Seleksi Pekerjaan.
Serta harapan dengan mempelajari Analisis
Jabatan maka kita bisa mengetahui kegunaan dan manfaat dari Seleksi Pekerjaan.
Semoga kita lebih memahami apa itu analisis jabatan.
DAFTAR PUSTAKA
Kusdyah
Rachmawati, Ike. 2008. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Yogyakarta: Penerbit ANDI
S.
Panggabean, Mutiara. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Bandung : GHALIA INDONESIA
Mondy,
R. Wayne. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta : Penerbit Erlangga
Seleksi Sumber Daya Manusia
BalasHapus