Dosen :
Mata Kuliah
:
Irien V. Anggriani SE. Msi
Sistem Informasi Manajemen
SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR
Nama kelompok:
Jailani
Lismawati
Nawela
Rawita
Oki
Firnadia Ningsih
Rizka
Maulita
Rofiq
Kusuma Ningsih
JURUSAN
MANAJEMEN
FAKULTAS
EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SULTAN
SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2017
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikumwarahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbil’alamin, Segala
puji bagi Allah yang telah memberikan kemudahan
dalam menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “Sistem Informasi Manufaktur”
Makalah ini disusun agar pembaca dapat
mengetahui tentang “Sistem
Informasi Manufaktur”
yang
kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun
oleh penulis dengan berbagai rintangan baik itu yang datang dari diri penyusun
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan pertolongan dari
Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Tak lupa pula kami
mengucapkan terima kasih kepada Dosen
Pembimbing dan teman-teman yang telah
memberi kontribusi baik secara langsung mupun tidak langsung.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada
khususnya, penulis menyadari bahwa
dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima
saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah yang lebih baik.
Akhir
kata penulis mengucapkan terima kasih.
Pekanbaru, 25 April 2017
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR...........................................................................
i
DAFTAR
ISI...........................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang....................................................................
1
1.2 Rumusan
Masalah...............................................................
1
1.3
Tujuan..................................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Informasi
Manufaktur............................
3
2.2 jenis-jenis Model dari Sistem
Informasi Manufaktur........... 3
2.3 Model Sistem Informasi
Manufaktur...................................
5
2.4 Komputer Sebagai Sistem
Informasi....................................
8
2.5 Komputer berperan dalam Sistem Informasi
Manufaktur.... 10
2.6 Contoh beserta Kelebihan dan
Kekurangan SIM................ 11
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan...............................................................................
14
3.2 Saran...........................................................................................
14
DAFTAR PUSTAKA.....................................................
15
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Dalam
sebuah perusahaan selalu menghubungkan pemikiran hasil kepada sebuah prosedur
input, proses dan output. Data merupakan sebuah input yang pada akhirnya akan
menjadi sebuah informasi melalui sebuah proses system manajemen yang biasa
disebut Database Management System (DBMS). Proses mengubah data menjadi
informasi perlu melalui sebuah system yang memiliki kompleksitas yang tinggi.
Oleh karena itu, system informasi manajemen menjadi perangkat utama pencetak
informasi untuk pengambilan keputusan bagi perkembangan perusahaan tersebut.
Begitu
pula dengan perusahaan manufaktur memerlukan informasi untuk melangsungkan roda
industrinya. Tanpa informasi yang akurat, perusahaan tidak dapat menentukan
kebijakan, bahkan peraturan yang dapat menunjang perbaikan maupun perkembangan.
Oleh karena itu, perusahaan perlu memiliki sebuah system informasi yang
dikhususkan pada department. Sistem Informasi Manufaktur lebih menekankan
kepada proses produksi yang terjadi dalam sebuah lantai produksi, mulai dari
input bahan mentah hingga output barang jadi, dengan mempertimbangkan semua
proses yang terjadi.
1.2.Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah yang dapat diambil dari makalah ini sebagai berikut:
1.
Apa yang dimaksud dengan system informasi manufaktur?
2.
Apa model system informasi manufaktur?
3.
Bagaimana computer berperan dalam system informasi manufaktur?
4.
Bagaimana manajemen system informasi manufaktur?
1.3. Tujuan
1.
Mampu menjelaskan maksud dari Sistem Informasi Manufaktur.
2.
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang Sistem Informasi Manufaktur
3.
Melatih mahasiswa untuk lebih aktif dalam pencarian bahan-bahan materi Sistem
Informasi Manufaktur.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Sistem Informasi Manufaktur
Manufaktur,
dalam arti yang paling luas adalah proses merubah bahan baku menjadi
produk. Proses ini meliputi perancangan produk, pemilihan material dan
tahap‐tahap proses dimana produk
tersebut dibuat. Definisi
manufaktur secara umum adalah suatu aktifitas yang kompleks yang
melibatkan berbagai variasi sumberdaya dan aktifitas perancangan produk,
pembelian, pemasaran, mesin dan
perkakas, manufacturing, penjualan, perancangan proses, production
control, pengiriman material, support service, dan customer service.
Sistem Informasi Manufaktur adalah suatu
sistem berbasis komputer yang bekerja dalam hubungannya dengan sistem
informasi fungsional lainnya untuk mendukung manajemen perusahaan
dalam pemecahan masalah yang berhubungan
dengan manufaktur produk perusahaan yang pada dasarnya tetap bertumpu
pada input, proses dan output. Sistem ini digunakan untuk mendukung fungsi
produksi yang meliputi seluruh kegiatan yang terkait dengan perencanaan dan
pengendalian proses untuk memproduksi barang atau jasa.
Ruang lingkup sistem
informasi manufaktur meliputi Sistem perencanaan
manufaktur, rencana
produksi, rencana
tenaga kerja, rencana
kebutuhan bahan baku dan sistem pengendalian manufaktur.
Manfaat digunakannya sistem
informasi manufaktur di dalam perusahaan
adalah sebagai berikut :
1.
Hasil produksi perusahaan lebih cepat dan
tepat waktu karena sistem informasi manufaktur menggunakan
komputer sebagai alat prosesnya.
2.
Perusahaan lebih cepat memperoleh informasi yang akurat dan terpercaya.
3.
Arsip lebih terstruktur karena menggunakan sistem database.
4.
Sistem informasi manufaktur yang berupa
fisik robotik, hasil produksi semakin cepat,
tepat dan berkurangnya jumlah sisa bahan yang tidak terpakai.
2.2
Jenis-jenis Model dari Sistem Informasi Manufaktur
Ada
empat jenis dasar dari model, antara lain:
2.2.1
Model Fisik
Model fisik adalah penggambaran tiga
dimensi dari kesatuannya. Dalam beberapa hal, model ini berukuran lebih kecil
dari pada objek yang diwakilinya. Sebagai contoh adalah mainan anak-anak,
seperti boneka dan pesawat terbang mainan, dan prototype rancangan yang
digunakan oleh perancang mobil. Beberapa model mempunyai ukuran yang sama
seperti entity-nya, dan beberapa diantaranya ada yang lebih besar. Ilmuwan
mungkin akan menggunakan model fisik telinga manusia yang lebih besar ketika ia
mempelajari masalah penyakit tuli, misalnya. Model fisik dapat memenuhi tujuan
yang tidak dapat dipenuhi oleh sesuatu yang nyata; bayi tidak dapat dipakai
sebagai cetakan untuk pembuatan boneka, pembuat mobil sangan sulit menggunakan
mobil asli untuk pencetakan mobil menurut idenya. Dari keempat model yang ada,
model fisik mungkin merupakan model yang mempunyai kegunaan paling sedikit bagi
manajer bisnis. Biasanya, manajer tidak perlu melihat sesuatu dalam bentuk tiga
dimensi untuk memahami dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.
2.2.2
Model
Naratif
Model naratif adalah sebuah jenis model
yang digunakan manajer tiap hari, yang dianggap sebagai model. Model Naratif
menjelaskan entity (kesatuan)-nya dengan kata lisan atau tertulis. Pendengar
atau pembaca dapat memahami entity dari narasi tersebut. Semua komunikasi lisan
dan tertulis adalah model naratif, sehingga menjadikannya jenis yang paling
populer. Dalam bisnis, informasi tertulis dari komputer dan informasi lisan
dari sistem komunikasi informal merupakan contoh dari model naratif ini.
2.2.3
Model Grafis
Model grafis jenis model lain yang tetap
dalam penggunaannya adalah model grafis. Model grafis mewakili entity-nya
dengan abstraksi garis, symbol dan bentuk. Ia seringkali disertai dengan
penjelasan naratif. Model grafis digunakan dalam bisnis untuk menyampaikan
informasi. Banyak laporan tahunan mengenai pemegang saham perusahaan terdiri
dari grafik berwarna untuk menyampaikan kondisi keuangan perusahaan. Grafik
juga digunakan untuk menyampaikan informasi kepada manajer. Keberadaan software
grafik khusus untuk mikrokomputer sekarang ini lebih difokuskan perhatiannya
pada penggunaan grafik dalam pemecahan masalah. Model grafis juga digunakan
dalam perancangan sistem informasi. Banyak dari peralatan yang digunakan oleh
analis sistem dan programmer adalah bersifat grafis. Yang paling terkenal dari
model ini adalah flowchart (kartu pencatat masuk keluarnya barang). Simbol
flowchart mewakili proses yang akan dilakukan dan juga mewakili file input dan
output.
2.2.4
Model Matematis
Model matematis digunakan dalam pembuatan
model bisnis, segala rumus matematika atau persamaan adalah model matematis.
Banyak model matematis yang digunakan oleh manajer bisnis bersifat lebih
kompleks dari pada yang digunakan dalam pelajaran matematika di perguruan
tinggi. Sebagai contoh, rumus yang digunakan untuk menghitung break-even point
(titik impas) adalah hanya:
BEP
= TFC
P-C
Disini TFC adalah total biaya tetap (fixed
cost), P adalah harga penjualan per unit, dan C adalah biaya variabel unit
(variable cost). Model titik impas hanya menggunakan satu pertanyaan. Beberapa
model matematis menggunakan sejumlah persamaan, seringkali sampai ratusan
bahkan ribuan. Model perencanaan pendanaan yang dikembangkan oleh Sun Oil
Company, selama tahun awal penggunaan MIS, menggunakan sekitar 2.000 persamaan.
Dengan menggunakan model yang begitu banyak mengakibatkan mereka menjadi
bingung dan sulit menggunakannya. Sekarang ini cenderung digunakan model yang
lebih kecil yang hanya dimaksudkan untuk membantu manajer dalam memecahkan
masalah khusus.
Karena
bahasa matematika bersifat universal, model matematis tidak mengenal wilayah
geografi. Siapa saja yang memahami bahasa dan mengetahui arti simbolnya akan
dapat mengerti model tersebut. Inilah salah satu kelebihan model matematis.
Kelebihan lainnya adalah ketepatan hubungan diantara bagian dari suatu objek
dapat di deskripsikan. Matematika dapat melakukan pengekspresian hubungan
dengan lebih banyak dari pada yang dapat dilakukan oleh dua dimensi model grafis
atau tiga model fisik. Bagi ahli matematika dan manajer bisnis, yang mengetahui
kekompleksan sistem bisnis, kemampuan multidimensional dari model matematis ini
merupakan aset yang besar.
2.3
Model Sistem Informasi Manufaktur
2.3.1
Input Data/Informasi
Input
data berupa data internal dan data eksternal, data internal merupakan data
intern system keseluruhan yang mendukung proses pengolahan data menjadi
informasi yang berguna. Data ini meliputi sumber daya
manusia (SDM), material, mesin, dan hal
lainnya yang mendukung proses secara keseluruhan
seperti transportasi, spesifikasi kualitas material,
frekuensi perawatan, dan lain-lain.
Data
Eksternal perusahaan merupakan data yang berasal dari luar perusahaan
(environment) yang mendukung proses pengolahan data menjadi informasi yang
berguna untuk perhitungan cost dalam manufaktur mulai dari awal hingga akhir
proses. Contoh data eksternal adalah data pemasok (supplier), kebijakan
pemerintah tentang UMR, listrik, dan lain-lain.
2.3.2
Sub Sistem Input
Sub Sistem Input terdiri dari:
a. Sistem Informasi Akuntansi
Mengumpulkan data intern yang
menjelaskan operasi manufaktur dan data
lingkungan yang menjelaskan transaksi perusahaan
dengan pemasok. Sebagai contoh, pegawai produksi memasukan
data ke dalam terminal dengan menggunakan kombinasi media yang dapat dibaca
mesin dan keyboard. Media berbentuk dokumen dengan bar code yang dapat
dibaca secara optik atau dengan tanda
pensil yang dapat dibaca secara optik,
dan kartu plastik dengan garis‐garis catatan yang dapat dibaca secara
magnetis. Setelah dibaca data tersebut ditransmisikan kekomputer pusat untuk
memperbarui database.
b. Subsistem Industrial Engineering (IE)
Industrial Engineering merupakan analisis sistem yang
terlatih khusus yang mempelajari operasi manufaktur dan
membuat saran‐saran
perbaikan. Industrial engineering terdiri dari proyek‐proyek
pengumpulan data khusus dari dalam
perusahaan yang menetapkan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
suatu produksi.
c. Subsistem Intelijen Manufaktur
Subsistem intelijen manufaktur berfungsi agar
manajemen manufaktur tetap mengetahui perkembangan terakhir
mengenai sumber-sumber pekerja, material dan mesin. Adapun yang termasuk dalam
sub sistem intelijen manufaktur adalah :
1.
Informasi pekerja,
manajemen manufaktur harus memperhatikan serikat
pekerja yang mengorganisasikan para pekerja
perusahaan. Baik dalam sistem kontrak, tak
berjangka maupun borongan.
2.
Sistem formal,
manajemen manufaktur memulai arus informasi
pekerja dengan menyiapkan permintaan pekerja yang dikirimkan ke
departemen sumber daya manusia dan data dari berbagai elemen lingkungan
yang menghubungkan kepada pihak pelamar.
3.
Sistem informal,
arus informasi antar pekerja dan manajemen
manufaktur sebagaian besar bersifat informal arus itu berupa kontak
harian antara pekerja dan manajer mereka.
Kegiatan‐kegiatan yang terjadi di
dalam intelijen manufaktur:
-
Pengumpulan (pendokumentasian) data dari lingkungan.
-
Pengujian data.
-
Pemeliharaan data, untuk menjamin akurasi dan kemutakhiran data.
-
Keamanan data, untuk menghindari kerusakan serta penyalahgunaan data.
-
Pengambilan data dalam bentuk laporan, untuk memudahkan pengolahan
data yang lain.
2.3.3
Sub Sistem Output
Adalah
informasi yang dihasilkan dari hasil
pengolahan data yang dapat dibagi menjadi 3
bagian yaitu produksi, persediaan dan kualitas, dimana ketiganya ini tidak
meninggalkan unsur biaya yang terjadi di dalamnya.
a.
Subsistem Produksi
Adalah
segala hal yang bersangkutan dengan proses
yang terjadi disetiap divisi kerja ataupun departemen
yang mengukur produksi dalam hal waktu, menelusuri arus kerja dari satu langkah
ke langkah berikutnya.
b.
Subsistem Persediaan
Tingkat
persediaan perusahaan sangat penting karena
menggambarkan investasi yang besar dimana suatu barang dipengaruhi
oleh jumlah unit yang dipesan dari pemasok setiap kalinya, dan
tingkat persediaan rata-rata dapat diperkirakan
dari separuh kuantitas pesanan ditambah safety
stock. Subsistem persediaan memberikan jumlah
stok, biaya holding, safety stock , dan lain-lain berdasarkan hasil
pengolahan data dari input, biasanya memiliki proses pembelian
(purchasing) dan penyimpanan (inventory). Dan fungsi dari sub sistem persediaan
adalah mengukur volume aktifitas produksi saat persediaan diubah dari bahan
mentah menjadi bahan jadi.
c.
Subsistem Kualitas
Adalah
semua hal yang berhubungan dengan kualitas,
baik waktu, biaya, performa kerja, maupun
pemilihan supplier. Fungsi dari sub sistem
kualitas adalah mengukur kualitas material saat
material diubah. Banyak hal lain yang bukan
unsur mutlak kualitas namun perlu masuk
dalam unsur kualitas seperti proses (Process
Control), Perawatan (Maintenance), dan Spesifikasi
(Specification) baik produk jadi maupun material. Sub
sistem kualitas mempunyai pendekatan khusus untuk meningkatkan kualitas
produksinya dengan menggunakan total quality
management (TQM) yaitu manajemen keseluruhan
perusahaan sehingga perusahaan unggul dalam
semua dimensi produk dan jasa yang penting bagi
semua pelanggan. Keyakinan dasar yang melandasi TQM adalah :
-
Kualitas ditentukan oleh pelanggan dan manajemen yang digunakan
-
Kualitas dicapai oleh manajemen
-
Kualitas adalah seluruh tanggung jawab seluruh penghuni perusahaan.
d.
Subsistem Biaya
Komponen biaya termasuk dalam semua
subsistem yang ada. Tujuan perusahaan manufaktur
secara umum adalah mencapai keuntungan dari
hasil penjualan produknya. Oleh karena itu,
sebuah sistem informasi tidak akan pernah
terlepas unsur biaya yang terjadi di dalamnya. Sub sistem
biaya berfungsi untuk mengukur biaya yang terjadi selama proses produksi
terjadi. Unsur‐unsur
pengendalian biaya ada dua yaitu standar kerja yang baik dan sistem untuk
melaporkan rincian kegiatan saat terjadinya proses produksi yang akurat.
Sub sistem biaya dibagi menjadi dua yaitu :
-
Biaya Pemeliharaan (Biaya penyimpanan) à biasanya dinyatakan
sebagai presentase biaya tahunan dari barang, mencakup kerusakan, pencurian, keusangan,
pajak dan asuransi.
-
Biaya Pembelian à mencakup biaya‐biaya yang terjadi saat material dipesan,
waktu pembelian, biaya telp, biaya sekretaris, biaya formulir pesanan
pembelian dan sebagainya.
2.4 Komputer Sebagai Sistem Informasi
2.4.1 Sistem Pemesanan Kembali (Re Order Point/ROP)
Setelah
komputer pertama diterapkan dan berhasil dalam area akuntansi, komputer
diberikan tugas mengendalikan persediaan. Pendekatan
reaktif yang sederhana yaitu menunggu hingga
saldo suatu jenis barang mencapai tingkat tertentu dan kemudian memicu pesanan
pembelian atau suatu proses produksi. Tingkat
barang yang berfungsi sebagai pemicu
disebut titik pemesanan barang dan sistem yang mendasarkan keputusan pembelian
pada titik pemesanan kembali disebut sistem titik pemesanan kembali (re-order
point/ROP). Beberapa istilah dalam ROP antara lain:
- Stock-out : Kehabisan persediaan.
- Lead Time : Waktu yang dibutuhkan pemasok
untuk mengisi pesanan.
-
Safty Stock : Persediaan aman.
2.4.2 Material Requirement
Planing (MRP)
MRP
adalah suatu strategi material proaktif
yaitu mengidentifikasikan material, jumlah dan tanggal
yang dibutuhkan. MRP mempunyai 4 komponen meliputi :
1.
Sistem penjadwalan produksi menghasilkan master
jadwal produksi yang mencakup lead time terpanjang ditambah
waktu produksi terpanjang.
2.
Sistem MRP menguraikan tagihan material.
Mengubah kebutuhan bruto menjadi kebutuhan netto.
3.
Sistem perencanaan kebutuhan kapasitas bekerja
dengan sistem MRP utk menjaga produksi dalam kapasitas
pabrik. Menghasilkan output, melaporkan dan merencanakan jadwal pemesanan.
4.
Sistem pelepasan pesanan menghasilkan laporan untuk lantai kerja dan pembelian.
Manfaat MRP bagi Perusahaan:
1. Perusahaan
dalam mengelolamaterialnya secara lebih efisien.
2. Perusahaan
dapat menghindari kehabisan persediaan barang.
3. Perusahaan
mengetahui kebutuhan material di masa depan.
4.
Pembeli dapat merundingkan perjanjian pembeli dengan pemasok.
2.4.3
Manufacturing Resource Planning (MRPII)
MRP
II mengintegrasikan semua proses di dalam
manufaktur yang berhubungan dengan manajemen material. MRP II
dikembangkan oleh Oliver Wight dan George Plossy.
Manfaat MRP II :
1.
Penggunaan sumber daya yang lebih efisien;
mengurangi inventori, lebih sedikit waktu, lebih
sedikit kemacetan.
2. Perencanaan
prioritas lebih baik; memulai produksi lebih cepat dan jadwal lebih fleksibel.
3. Meningkatkan
pelayanan pelanggan; sesuai tanggal pengiriman,
meningkatkan kualitas, kemungkinan harga lebih rendah/murah.
4. Meningkatkan
moral dan semangat pekerja
5. Informasi
manajemen yang lebih baik
2.4.4 Pendekatan Just in
Time (JIT)
JIT
menjaga arus bahan ke pabrik agar
sampai yang terendah dengan cara menjadwalnya agar saat tiba di
workstation (stasiun kerja) ”just in time” (tepat waktu).
JIT berusaha untuk meminimalkan biaya
inventarisasi dengan cara memproduksi dalam
jumlah yang lebih kecil. Lot size
(ukuran tumpukan) yang ideal akan menjadi
satu dalam sistem JIT. Satu unit akan
bergerak dari workstation ke workstation berikutnya
sampai produksinya selesai.
Pengaturan waktu menjadi
kunci Penting saat Pasokan bahan
mentah datang dari pemasok sebelum penjadwalan
produksi mulai, tidak ada inventarisasi
bahan mentah yang perlu dibicarakan. Jumlah bahan mentah yang
sedikit diterima sekaligus, karena mungkin pemasok melakukan
beberapa kali pengiriman selama satu hari.
Kebalikannya dengan MRP yang menekankan perencanaan jangka
panjang dan membutuhkan penggunaan komputer, maka JIT menekankan
pengaturan waktu dan penggunaan tanda non
komputer karena cukup menggunakan ”kanban” yang berarti kartu.
Tujuan JIT adalah meminimalkan biaya persediaan dan penanganan (keamanan dan
asuransi).
2.5
Komputer berperan dalam Sistem Informasi Manufaktur
Sistem informasi manufaktur menggunakan computer baik secara konseptual maupun
sebagai suatu elemen dalam system produksi fisik. Adapun yang termasuk dalam
computer sebagai bagian dari system fisik adalah:
2.5.1
Computer Aided Design (CAD)
Program computer untuk menggambar suatu produk atau bagian dari suatu produk
yang ingin digambarkan bisa diwakili oleh garis-garis maupun symbol-simbol yang
memiliki Sistem Informasi Manufaktur untuk membantu rancangan produk yang
dimanufaktur. Contoh dari CAD adalah Pro/ENGINEER, AutoCAD, Solid Works, Catia,
Unigraphics, ProgeCAD, dan ZWCAD.
2.5.2
Computer Aided Manufacturing (CAM)
Penerapan computer dalam proses produksi dimana mesin yang dikendalikan
computer seperti bor dan mesin bubut menghasilkan produk sesuai dengan
spesifikasi yang diperoleh dari Database rancangan. CAM biasanya digunakan oleh
para insinyur dan arsitek dalam penerapannya.
2.5.3
Robotik (Industrial Robots/IR)
Penerapan computer yang lain dalam pabrik adalah robotic industrial. Alat yang
secara otomatis menjalanan tugas-tugas tertentu dalam proses manufaktur yang
memungkinkan perusahaan untuk memotong biaya dan mencapai tingkat kualitas yang
tinggi, juga digunakan untuk melakukan pekerjaan yang mengandung resiko seperti
melalukan pekerjaan di tempat yang bertemperatur tinggi sehingga mengakibatkan
kinerja dan keefektifan robot kurang maksimal.
2.6
Contoh beserta Kelebihan dan Kekurangan Sistem Informasi Manufaktur
Supermarket
Semua sumber fisik mengalir
melalui sistem fisik dari supermarket. Arus utama adalah bahan, yaitu barang
grosir dan semua item yang dijual. Arus personel terdiri dari manajer toko,
klerk bagian checkout, klerk bagian stok, dan sebagainya, yang diperkerjakan,
bekerja selama waktu tertentu, dan akhirnya keluar. Hanya ada beberapa mesin
yang digunakan dalam supermarket. Mesin pembaca kode jenis barang pada counter
checkout yang sering kita jumpai. Namun ada juga mesin yang lebih kecil,
seperti kalkulator dan telepon yang ada dalam kantor. Kita bisa memperluas
katagori mesin ini dengan menyebutkan lemari es, kotak (lemari) display, dan
tempat penyimpanan barang yang akan dijual. Arus uang kedalam supermarket
diperoleh dari pelanggan, dan arus keluarnya terutama untuk pembayaran kepada
pemasok barang.
Proses transformasi dalam
supermarket meliputi pembukaan kotak barang dagangan dan penyusunan item
(barang) pada rak. Transformasi ini juga meliputi penyiapan sayur-sayuran dan
buah-buahan yang segar untuk dipajangkan, pemotongan daging, mungkin pembakaran
roti kering dan penyiapan item masak. Segala aktivitas yang membuat produk
menjadi siap dan menarik untuk dijual dapat dianggap transformasi.
Elemen manajemen dalam
sistem konsep terdiri dari manajer toko dan pembantu manajer. Pemroses
informasi adalah minikomputer yang ditempatkan jauh dari area pelanggan
(pembeli). Minikomputer tersebut di hubungkan ke mesin pembaca kode jenis
barang ke komputer mainframe yang berada pada kantor pusat supermarket
tersebut, mungkin berada di lain kota. Minikomputer penyimpanan ini mengontrol
mesin pembaca kode jenis barang dan melengkapinya dengan keterangan harga dari
berbagai barang. Ia juga mentransmisikan data ke kantor pusat, yang akan
menentukan item atau barang yang harus dipesan. Ia juga memberikan statistik
penjualan, dan sebagainya. Standart penampilan dari supermarket dibuat oleh
kantor pusatnya, dengan persetujuan dari manajemen supermarket tersebut.
Manajemen toko
(supermarket) mengontrol sistem fisik dalam beberapa tingkat dengan melakukan
pengamatan. Manajer selalu berada di tempat dan dapat merespon terhadap situasi
tertentu situasi tertentu. Namun demikian, sebagian kontrol dilakukan oleh
minikomputer toko yang selalu memberikan informasi.
Standart memberikan pedoman kepada manajer berkenaan dengan tingkat penampilan
yang akan dicapai. Manajer menggunakan pengamatan dan pemroses informasinya
untuk memonitor penampilan yang sebenarnya, dan membandingkannya dengan
standart. Manajer menerima laporan yang menunjukkan item mana yang laku keras
dan mana yang tidak. Manajer merespon gambaran ini dengan mengambil tindakan,
seperti mengatur jumlah pemesanan, pengalokasian kembali ke rak, menjalankan
strategi obral, dan menambah brosur dan display untuk promosi. Laporan tersebut
dapat juga menunjukkan waktu selama sehari dan hari selama seminggu, mengenai
kapan dicapai penjualan tertinggi dan yang terendah. Informasi ini berguna
untuk memperkerjakan dan menjadwal kerja karyawan dalam memberikan tingkat
pelayanan yang dibutuhkan untuk para pembeli. Manajer menggunakan informasi
dari pemroses informasi, ditambah dengan standart, sebagai dasar untuk membuat
perubahan dalam sistem fisik, sehingga supermarket seterusnya akan berjalan
untuk mencapai tujuannya.
Kelebihan sistem
informasi manufaktur di dalam perusahaan:
Kelebihan digunakannya
sistem informasi manufaktur di dalam perusahaan adalah sebagai berikut :
·Hasil produksi perusahaan
lebih cepat dan tepat waktu karena sistem informasi
·Manufaktur menggunakan komputer sebagai alat
prosesnya.
·Perusahaan lebih cepat
memperoleh informasi yang akurat dan terpercaya.
·Arsip lebih terstruktur
karena menggunakan sistem database
·Sistem informasi manufaktur
yang berupa fisik robotik, hasil produksi semakin cepat,
·Tepat
dan berkurangnya jumlah sisa bahan yang tidak terpakai.
Kekurangan
sistem informasi manufaktur di dalam perusahaan:
Kekurangan digunakannya
sistem informasi manufaktur di dalam perusahaan adalah sebagai berikut :
·Kegagalan dalam
mengaplikasikan sistem MRP biasanya disebabkan oleh ;
·Kurangnya komitmen top
manajemen
·Kesalahan memandang MRP
hanyalah software yang hanya butuh digunakan secara tepat,
·Integrasi MRP JIT yang
tidak tepat
·Membutuhkan pengoperasian
yang akurat
·Terlalu kaku
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kesimpulan
yang dapat penyusun peroleh dari makalah Sistem Informasi manufaktur ini adalah
Sistem Informasi Manufaktur merupakan solusi tepat bagi perusahaan yang
memikirkan prospeknya dalam jangka panjang. Hal ini dikarenakan system
informasi manufaktur lebih menekankan kepada proses produksi yang terjadi dalam
sebuah lantai produksi, mulai dari input bahan mentah hingga output barang
jadi, dengan mempertimbangkan semua proses yang terjadi.
Selain itu, system informasi manufaktur terdiri dari tiga sub system input dan
empat sub system output. Di dalam system manufaktur, computer mempunyai dua
sifat yaitu sebagai fisik (digunakan pada saat proses produksi dan
pengontrolan0 seperti CAD, CAM, dan Robotic Industrial. Dan juga sebagai system
informasi (yang memberikan data informasi yang akurat) seperti ROP, MRP, MRP
II, dan JIT.
3.2
Saran
Adapun
saran penulis sehubungan dengan pembahasan makalah ini, kepada rekan-rekan
mahasiswa agar lebih meningkatkan, menggali dan mengkaji lebih dalam tentang
pemahaman system informasi manufaktur.
DAFTAR PUSTAKA
Pohan, H. I., dan K. S. Bahri, 1977. Pengantar Perancangan
Sistem, Erlangga.
Macleod, R., 1995. Sistem Informasi Manajemen (II), Jakarta: PT. Prenhallindo.
http://puslit.petra.ac.id/journals/industrial
http://putra.ugm.informatika.com
http://www.sigitwahyu.net
Macleod, R., 1995. Sistem Informasi Manajemen (II), Jakarta: PT. Prenhallindo.
http://puslit.petra.ac.id/journals/industrial
http://putra.ugm.informatika.com
http://www.sigitwahyu.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar